(www.sinarharapan.co.id, 20-11-2008)
Jakarta–Meskipun penyebab pencemaran lingkungan oleh perusahaan penambangan nikel PT Kawei Sejahtera Minning (KSM) di wilayah Raja Ampat, Papua telah ditutup, dampak pencemaran dari aktivitas penambangan tersebut masih terasa hingga kini. Diperkirakan dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk memulihkan wilayah konservasi tersebut.
Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Conservation International Indonesia (CII) Jatna Supriatna di sela acara pameran 150 tahun Perjalanan Lapangan dan Penemuan Teori Evolusi Wallace di Nusantara, Rabu (19/11). "Sekarang belum ada tindakan apa pun yang dilakukan untuk memulihkan wilayah laut Raja Ampat yang terkontaminasi penambangan nikel beberapa waktu lalu," urai Jatna.
Semenjak kasus penutupan PT KSM, tidak ada satu pun proses pemulihan yang dilakukan. Hal ini lantaran pemerintah ataupun perusahaan tidak ada yang dimintai pertanggungjawaban. Hingga November 2008, dampak kontaminasi buangan limbah bekas penambangan nikel tersebut memang belum terasa. Namun ditakutkan, ketika arus laut berubah arah, dampak kontaminasi tersebut mulai terasa akibatnya.
"Rencananya akan dibiarkan secara alamiah sampai wilayah tersebut kembali normal seperti dahulu," tambah Jatna lagi. Dengan proses alamiah itu, diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun hingga wilayah tersebut kembali pulih.
Kenyataan tersebut juga disayangkan oleh Sangkot Marzuki, Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). "Wilayah tersebut merupakan salah satu wilayah penting. Bukti bahwa kekayaan hayati dan ekologi Indonesia mampu menstimulasi pemikiran beberapa ilmuwan kaliber dunia," paparnya.
Salah satu bukti dari ucapannya merupakan kegiatan yang pernah dilakukan Alfred R Wallace, sekitar 150 tahun lalu di Pulau Waigeo, Papua. Dari pulau tersebut, Wallace menemukan berbagai spesies penting yang hanya ada di wilayah itu. Melalui berbagai aktivitas penelitian di daerah timur Indonesia, termasuk Sulawesi, Papua, dan Kalimantan, Wallace dikenal sebagai salah satu pelopor lahirnya ilmu evolusi, seperti Charles Darwin. (sulung prasetyo/cr-4)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP