(www.suarapembaruan.com, 21-10-2008)
[JAKARTA] Kalangan investor dunia berminat menanamkan investasinya untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Krisis ekonomi global telah mendorong para pemilik modal untuk memindahkan investasinya ke Asia, termasuk Indonesia.
"Dan pilihan paling diminati adalah sektor pertanian berkelanjutan untuk mengamankan pasokan pangan dunia," kata Direktur Global Quest Manajemen Asia, Victor Lee, Senin (20/10) di Jakarta. Global Quest adalah lembaga semacam fund manager yang menghubungkan investor lokal dengan mitra lokal.
Lebih lanjut Lee mengatakan, Global Quest menawarkan konsep agropolis yang mengintegrasikan usaha pertanian dengan wisata ekologis, pengembangan infrastruktur, kesehatan masyarakat, dan pengelolaan keuangan.
Saat ini pengembangan metode penanaman padi secara System Rice of Intensification (SRI) atau juga dikenal padi organik merupakan program yang diminati.
Daya tarik metode SRI dibanding sistem pertanaman konvensional, menurut Victor, karena metode SRI lebih ramah lingkungan. SRI hanya memerlukan sedikit air, tidak menggunakan pupuk kimia, obat-obatan pembasmi hama, serta hemat pemakaian bibit.
Sebagai perbandingan, penanaman konvensional biasa menggunakan 25-40 kg benih per hektare (ha) dan pemakaian air 1 liter per detik per ha. Sedang metode SRI hanya memerlukan 5-7 kg benih per ha dan air 0,5 liter per detik per hektare. Sementara, penggunaan pupuk kimia digantikan dengan pupuk organik yang bisa diproduksi sendiri oleh petani.
Untuk produktivitas, rata-rata nasional padi SRI mencapai 7,4 ton per ha atau dua kali lipat dibanding penanaman padi konvensional yang rata-rata nasionalnya hanya 5,2 ton per ha. Bahkan, di Depok produktivitas tertinggi bisa mencapai 11,2 ton gabah kering panen (GKP) per ha.
"Dari sisi lingkungan, SRI mampu menekan gas karbon maupun metanol sehingga mengurangi efek pemanasan global," katanya.
Sementara itu, mekanisme penyaluran investasi, menurut Viktor akan disalurkan melalui koperasi-koperasi di pedesaan yang dipertanggungjawabkan.
Namun, pendanaan tidak bersifat bantuan semata, sebaliknya mengambil sistem bagi hasil, sebagaimana diterapkan perbankan syariah. [L-11]