(www.cenderawasihpos.com, 21-10-2008)
KEEROM-Asosiasi Bibit dan Benih Indonesia (Asbenindo) Provinsi Papua mensinyalir banyak benih tanaman kakao (coklat) yang ada di Provinsi Papua khususnya di Kabupaten Keerom memiliki mutu yang kurang baik.
Sekretaris Asbenindo Provinsi Papua Adil K Surbakti, S.Sos, mengatakan, dari hasil pengamatan yang dilakukan Asbenindo, secara umum benih/bibit kakao di Papua khususnya di Kabupaten Keerom tidak bermutu. "Kami turut sedih. Sebab kenyataannya buah kakao meski masih terlihat tergantung di pohonnya, tapi pada dasarnya mutunya tidak baik,"ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (20/10).
Untuk itulah, Surbekti berharap agar pemerintah dalam melakukan pengadaan bbit bagi para petani, hendaknya lebih memperhatikan masalah kualitas. Meskipun bibit yang didatangkan bersertifikasi."Bibit itu tidak bisa berbohong, yang namanya bibit kakao jenis hibryda ya, tetap hibrida. Bibit kakao jelek, pasti biji kakao yang dihasilkan juga jelek. Hal ini akan berdampak pada jatuhnya harga nilai jualnya itu,"tandasnya.
Meskipun Asbenindo menilai mutu benih kakao yang ada di Papua kurang bermutu, namun Surbekti mengaku salut dengan langkah yang ditempuh Pemkab Keerom dalam melakukan pengadaan bibit untuk para petani kakao di Keerom. Bahkan dengan kebijakan instansi teknis, telah membentuk koordinator wilayah tingkat distrik, pengawasan terhadap benih yang lebih diperketat, mulai dari proses pelelangan kegiatan ke rekanan yang sangat diselektifkan..
"Fungsi kontrol Pemkab Keerom sangat bagus. Saya melihat juga bahwa kebijakan politik yang di ambil oleh Bupati Keerom terhadap pemusnahan 70 hektar bibit kakao beberpa minggu lalu sangat tepat. Sebab pada dasarnya disini pemerintah tidak mau petani mengalami kerugian," katanya.
Terkait dengan itu, Adil, menambahkan, ada beberapa hal yang menyebabkan petani menanam kakao yang tidak bersertifikat alias kakao tidak bermutu. Pertama, karena ketidaktahuan petani tentang bibit mana yang bermutu. Kedua, harga bibit kakao yang ditakutkan cukup tinggi. "Tetapi bila dilihat harga yang mahal yang beda berapa rupiah saja dari harga yang murah. Harga bibit kakao yang mahal tersebut nantinya hasilnya lebih jauh banyak (Produksi) maupun mutunya yang lebih berkualitas,"tambahnya.(nls)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP