(www.kompas.com, 03-02-2009)
DENPASAR, SELASA — Delapan ekor paus ditemukan mati terdampar di kawasan hutan mangrove di sekitar Pulau Serangan, Denpasar, Bali. Ini merupakan jumlah terbanyak dalam sejarah terdamparnya paus di Bali dalam satu kurun waktu tertentu.
Menurut keterangan peneliti di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Bali Budi Utomo, di Denpasar, Selasa (3/2), kondisi semua paus itu cukup mengenaskan, tertancap di akar-akar bakau.
"Kondisinya rata-rata sudah membusuk sehingga diperkirakan sudah terdampar sekitar sepekan terakhir. Memang tidak mudah terlihat karena mereka tersembunyi di bawah maupun tertancap di akar-akar bakau. Baru kelihatan apabila air pasang surut," kata Budi Utomo.
Berdasarkan identifikasi BKSDA Bali, semua paus itu adalah paus pemandu sirip pendek (Short-finned pilot whale/Globicephala macrorhynchus). Tiga ekor berukuran panjang 2,5 meter dengan lingkar badan 2 meter dan lima ekor sisanya berukuran lebih besar, dengan estimasi panjang 3-3,5 meter.
Budi menyatakan, terdamparnya delapan paus itu merupakan terbanyak dalam sejarah di Bali dalam satu kurun waktu tertentu. Biasanya kasus terdamparnya paus itu hanya terjadi sekali dua kali dalam 2-3 tahun. Namun, kondisi awal tahun ini dan akhir tahun lalu cukup berbeda, bahkan menunjukkan gejala cukup ekstrim.
Sebelum kasus terdamparnya delapan paus pemandu sirip pendek itu, empat paus telah ditemukan mati di pesisir Bali sepanjang bulan Januari lalu. Jenis paus itu antara lain paus punggung bongkok atau humpback whale (Megaptera novaeangliae) dan paus sperma atau sperm whale (Physeter macrocephalus).
"Dugaan sementara kami adalah akibat sangat kuatnya arus atau terjadinya cuaca ekstrim di perairan sekitar Bali. Kondisi itu sangat tidak memungkinkan bagi biota yang hidup di dalamnya, termasuk bagi paus yang mungkin sedang bermigrasi melewati kawasan perairan itu," kata Budi.
Robertus Benny Dwi K
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP