RSS Feed (xml)
(www.bintangpapua.com, 8-11-2012)
WAROPEN- Persoalan sumber air minum yang bersih dan higinies rupanya masih menajadi persoalan utama yang dihadapi masyarakat pesisir Waropen untuk dikonsumsi setiap hari, terutama untuk diminum. Pasalnya tidak sedikit rupiah yang harus dirogok masyarakat Waropen setiap harinya untuk membeli air minum kemasan dari Kabupaten Kepulauan Yapen untuk dikonsumsi, karena hingga saat ini Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait belum menyediakan sumber mata air yang bersih untuk di konsumsi masyarakat.
Realita ini terjadi di Waropen, dimana mulai distrik Waropen bahwa hingga distrik Urei Faeisei khususnya masyarakat di yang masih hidup dipesisir pantai tiap saat harus mengeluarkan uang yang cukup besar hanya untuk setiap harinya membeli 10 liter air kemasan di Kabupaten Kepualauan Yapen.
’’ saya dan keluarga setiap hari beli air aquayapen diserui untuk kami minum. Biar susah payah dan keluarkan uang yang besar tetapi yang penting kami bisa nikmati air minum yang bersih, karna di pesisir waropen ini airnya tidak layak di minum, tapi masih saja ada depot air minum yang buka yang di ijinkan pemerintah daerah melalui dinas terkait,’’ ujar Oktav warga Urfas kepada Bintang Papua selasa kemarin.
Menurutnya, selama ini masyarakat Waropen khususnya disepanjang Waren–Urfas masih mengkonsumsi air yang ada dari sumur bor, maupun depot air minum yang tersedia di Urfas, padahal berdasarkan hasil pemeriksaan Balai POM jayapura, kualitas air tersebut sepanjang Urfas- Waren sangat tidak dilayak untuk dikonsumsi.
’’ dimana wajah pemerintah daerah yang terus membiarkan masyarakat menikmati air yang tidak higinies, bagaimana kesehatan mereka padahal di Botawa ada sumber mata air yang bisa diambil untuk dikonsumsi masyarakat waropen,’’ teranngya.
Sebelumnya, anggota DPRD Kabupaten Waropen Hengky Wonatorey dalam satu kesempatan melakukan audens dengan Pemda Waropen meminta agar Pemda melalui dinas terkait hendaknya melihat sejumlah mata air di Botawa untuk dikelola agar dapat dinikmati oleh masyarakat, karena selama ini masyarakat pesisir waropen khususnya yang ada di Urfas- Waren terus mengkonsumsi air yang tidak higienis dan harus rela membela air gallon di serui dengan harga yang cukup tinggi.
’’ untung saja TUHAN itu begitu baik kepada umatnya, sehingga masyarakat waropen walapun minum air yang tidak bersih tapi masih tetap sehat. Coba Pemda melalui Dinas terkait datangkan tim untuk survey mata air yang ada, supaya dikelola untuk kita minum. Jujur saja saya selama ini beli air galong di serui untuk minum,’’ terangnya.
Pantauan Bintang Papua di Waropen, hampir sebagian masyarakat lebih memilih membeli air galong aquayapen di serui maupun yang didatangkan ke waropen meskipun harganya relative cukup mahal.
’’ di sini saya jual air galong aquayapen Rp.20 ribu, memang beli diserui Rp.5000 tetapi tambah ongkos kapal dan mobil jadi mahal,’’ ujar Lily salah pedagang di sekitar kapung Paradoy,’’ terangnya. (es/achi/LO1)
WAROPEN- Persoalan sumber air minum yang bersih dan higinies rupanya masih menajadi persoalan utama yang dihadapi masyarakat pesisir Waropen untuk dikonsumsi setiap hari, terutama untuk diminum. Pasalnya tidak sedikit rupiah yang harus dirogok masyarakat Waropen setiap harinya untuk membeli air minum kemasan dari Kabupaten Kepulauan Yapen untuk dikonsumsi, karena hingga saat ini Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait belum menyediakan sumber mata air yang bersih untuk di konsumsi masyarakat.
Realita ini terjadi di Waropen, dimana mulai distrik Waropen bahwa hingga distrik Urei Faeisei khususnya masyarakat di yang masih hidup dipesisir pantai tiap saat harus mengeluarkan uang yang cukup besar hanya untuk setiap harinya membeli 10 liter air kemasan di Kabupaten Kepualauan Yapen.
’’ saya dan keluarga setiap hari beli air aquayapen diserui untuk kami minum. Biar susah payah dan keluarkan uang yang besar tetapi yang penting kami bisa nikmati air minum yang bersih, karna di pesisir waropen ini airnya tidak layak di minum, tapi masih saja ada depot air minum yang buka yang di ijinkan pemerintah daerah melalui dinas terkait,’’ ujar Oktav warga Urfas kepada Bintang Papua selasa kemarin.
Menurutnya, selama ini masyarakat Waropen khususnya disepanjang Waren–Urfas masih mengkonsumsi air yang ada dari sumur bor, maupun depot air minum yang tersedia di Urfas, padahal berdasarkan hasil pemeriksaan Balai POM jayapura, kualitas air tersebut sepanjang Urfas- Waren sangat tidak dilayak untuk dikonsumsi.
’’ dimana wajah pemerintah daerah yang terus membiarkan masyarakat menikmati air yang tidak higinies, bagaimana kesehatan mereka padahal di Botawa ada sumber mata air yang bisa diambil untuk dikonsumsi masyarakat waropen,’’ teranngya.
Sebelumnya, anggota DPRD Kabupaten Waropen Hengky Wonatorey dalam satu kesempatan melakukan audens dengan Pemda Waropen meminta agar Pemda melalui dinas terkait hendaknya melihat sejumlah mata air di Botawa untuk dikelola agar dapat dinikmati oleh masyarakat, karena selama ini masyarakat pesisir waropen khususnya yang ada di Urfas- Waren terus mengkonsumsi air yang tidak higienis dan harus rela membela air gallon di serui dengan harga yang cukup tinggi.
’’ untung saja TUHAN itu begitu baik kepada umatnya, sehingga masyarakat waropen walapun minum air yang tidak bersih tapi masih tetap sehat. Coba Pemda melalui Dinas terkait datangkan tim untuk survey mata air yang ada, supaya dikelola untuk kita minum. Jujur saja saya selama ini beli air galong di serui untuk minum,’’ terangnya.
Pantauan Bintang Papua di Waropen, hampir sebagian masyarakat lebih memilih membeli air galong aquayapen di serui maupun yang didatangkan ke waropen meskipun harganya relative cukup mahal.
’’ di sini saya jual air galong aquayapen Rp.20 ribu, memang beli diserui Rp.5000 tetapi tambah ongkos kapal dan mobil jadi mahal,’’ ujar Lily salah pedagang di sekitar kapung Paradoy,’’ terangnya. (es/achi/LO1)
.jpg)
.JPG)
