( Cenderawasih Pos, Rabu 16 Febuari 2005 )
Diperkirakan dampak kerusakan lingkungan di kota Jayapura akan bertambah parah jika penyebab terjadinya kerusakan ini tidak diminimalisir sejak sekarang. Kerusakan itu seperti pencemaran lingkungan dan kerusakan kawasan-kawasan konservasi sebagai daerah tangkapan air dan penyangga longsor.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bapedalda Kota Jayapura, Drs K Watori, Msi kepada Cenderawasih Pos di Kantor DPRD Kota Jayapura, Selasa (15/2) kemarin. Untuk itu, dia meminta semua komponen masyarakat terlibat melalui aktivitasnya untuk mencegah kegiatan yang berdampak terhadap kerusakan lingkungan ini.
Dikatakan, dampak pembangunan di Kota Japyapura yang makin maju akan mempengaruhi tingkat kerusakan lingkungan. Misalnya, limbah rumah tangga/industri dan sampah masyarakat yang ada di sekitar Kotaraja. Abepura dan pasar Youtefa. Demikaian halnya dengan kerusakan yang terjadi di kawasan konservasi seperti kawasan cagar alam Cyclop.
“Kalau tidak ada kesadaran masyarakat sejak dini untk melakukan tindakan-tindakan yang akan mencegah terjadinya kerusakan lingkungna ini maka tidak lama dampaknya akan dirasakan. Misalnya akan mengalami krisis air bersih dan di Teluk Youtefa semua biota akan ilang,”ujarnya.
Watori berterima kasih terhadap semua komponen masyarakat yang prihatin atas dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas yang salah dilakukan oleh masyarakat sendiri. Hanya saja, Ia cukup menyayangkan masyarakat yang hanya prihatin namun tidak mendukung kegiatan-kegiatan yang nyata. Contoh kecilnya menurut dia, tidak membuang sampah ke sungai.
“Memang banyak masyarkat yang cukup prihatin terhadap kerusakan lingkungan, namun tindakan nyatanya tidak ada. Untuk itu, yang terpenting sekarang bagaimana supaya segala aktivitas yang merusak lingkungan dihentikan,”ujarnya.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP