MERAUKE [PAPOS]- Kurang lebih 20-an orang warga asli Papua, melakukan aksi demonstrasi di sepanjang jalan. Aksi yang dilakukan semata-mata menolak kehadiran program MIFFE yang telah dicanangkan pemerintah pusat untuk dibuka lahan pertanian yang dijadikan sebagai program Lumbung Pangan Nasional.
Dari pantauan Papua Pos, Jumat (12/11), aksi demo dimulai di depan Tugu Pepera, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke. Selanjutnya, mereka bergerak menuju Jalan Raya Mandala hingga berakhir di Jalan Brawijaya. Mereka memilih untuk tidak menyampaikan aspirasi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun pemerintah setempat. Tetapi hanya berorasi di jalanan agar didengar oleh semua orang.
Koordinator demonstrasi, Staniuslaus Gebze mengungkapkan, meskipun yang turun di jalan hanya 20-an orang, namun tujuan yang dilakukan sangat jelas. Dimana mendesak kepada pemerintah pusat maupun kabupaten, agar tidak menjalankan program MIFFE. Pasalnya, jika sampai dijalankan, akan terjadi pembabatan hutan secara besar-besaran dan habitat yang dilindungi dan atau dijaga selama ini, akan punah. Juga bakal terjadi abrasi besar-besaran. Sehingga, masyarakat menolak dengan tegas program tersebut masuk di Kabupaten Merauke.
Selama ini, kata Stanislaus, masyarakat sendiri tidak mengetahui dan memahami secara baik apa itu MIFFE. Sehingga, alangkah baiknya tidak perlu beraktivitas di Merauke. “Kami punya tanah sendiri dan tidak menginginkan agar semua yang telah dijaga dan dirawat dari tahun ke tahun, dibabat habis hanya untuk kepentingan orang tertentu,’’ tegasnya.
Dia juga menambahkan, program MIFFE sama sekali tidak akan memberikan kontribusi bagi masyarakat pribumi. Justru kerugian besar yang akan diderita. Olehnya, sebelum ada aktivitas, lebih baik perusahan-perusahan mengurungkan niat datang melakukan aktivitas. Karena masyarakat menantang keras adanya kegiatan tersebut. “Kami tidak akan mengijinkan siapapun melakukan aktivitas di daerah ini,” tuturnya. [frans]