(www.cenderawasihpos.com, 13-07-2009)
JAYAPURA-Puluhan rumah penduduk di perumahan KPR Polda Furia Indah Kotaraja, terendam air bercampur lumpur. Banjir itu terjadi Jumat (10/7) malam sekitar pukul 21.30 WIT. Puluhan rumah itu meliputi tiga RT yaitu 4, 5 dan 6. Kondisi paling parah menimpa RT 6 atau sepajang jalur 6.
Banjir bercampur Lumpur tersebut, sebagai musibah pertama dialami warga. Menurut warga memang beberapa tahun lalu pernah ada banjir di Furia, namun itu hanya banjir air, sehingga tidak terlalu menimbulkan dampak kerusakan yang parah. Namun banjir kali ini bercampur Lumpur, tanah dan bebatuan mengakibatkan kerusakan yang berat. Sehigga tembok-tembok pembatas dan pagar warga banyak yang retak dan jebol akibat dihantam banjir lujmpur.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, namun kerugian materil bisa diperkirakan ratusan juta rupiah. "Itu hanya meliputi barang-barang berharga milik warga, belum termasuk rumah-rumah yang retak, bahkan tembok pagar yang jebol," jelas Ketua RT06/RW II, Kelurahan Wahno, Aveth Haruway S.Sos yang ditemui Cenderawasih Pos di rumahnya, sore kemarin.
Untuk rilnya kerugian lanjutnya, belum diketahui secara pasti, Warga sendiri diminta menginventarisir barang-barang mereka yang dirusak. Ia mengatakan terkait dengan musibah ini, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan warga. Dalam pertemuan itu mereka hanya memutuskan tiga hal yaitu segera melaporkan kejadian tersebut ke instansi terkait yakni lingkungan hidup. Kemudian segera mengkonfirmasikan ke pihak Bintang Mas yang punya kegiatan di atas gunung, apakah kegiatan mereka sudah mendapat izin amdal atau inisiatif mereka sendiri. "Kalau ada izin berarti pemberi izin (pemerintah) ikut bertanggungjawab dan tak kalah pentingnya warga akan minta konpensasi akibat kerugian ini kepada pihak Bintang Mas," lanjutnya.
Haruway juga mengatakan, warganya sangat menyayangkan, karena sebelumnya tidak pernah ada kerjasama awal dari pihak Bintang Mas dengan warga seputar rencana kegiatan atau penggusuran di atas bukit. "Kami juga terima kasih karena Bintang Mas sudah langsung turunkan alat berat, tapi kerugian warga juga harus diperhitungkan," katanya.
Warga menilai banjir terjadi karena adanya kegiatan penggusuran tanah Bintang Mas di atas bukit. Diakui bicara soal bencana alam, ada tiga penyebab. Pertama, kejadian alam, akibat kebijakan pemeritah dan akibat kejahatan lingkungan, yaitu kegiatan yang tidak sesuai prosedur. "Untuk musibah ini kami anggap sebagai kejahatan lingkungan," jelasnya.
Dikatakan, banjir ini terjadi karena sungai (anak sungai ) yang selama ini sebagai saluran air, tidak mampu menampung air karena dipenuhi sirtu hasil galian. Lantaran air bercampu sirtu mengakibatkan tembok pembas sungai yang dibuat warga jebol, selanjutnya mengenangi rumah pendududuk. Sampai saat ini masih ada beberapa warga yang mengungsi ke gereja dan rumah-rumah keluarga, bahkan ada juga yang terpaksa ke hotel,"tambahnya.
Sementara itu Ketua RT 05, Priyono mengatakan akibat banjir ini sekitar 20 rumah warga di RT 05 yang ikut terendam, termasuk rumahnya sendiri yang lumpurnya mencapai setengah meter. Ia mengakui banjir lujmpur ini baru pertma kali terjadi di KPR Polda Furia Indah Kotaraja. KOndisi ini, selain karena got atau saluran air tertutp khususnya di jalur 5, tapi jujga karena adanya kegiatan penggusuran lahan di atas gunung oleh pihak Bintang Mas. "Sekarang yang mendesak kami butuhkan, bagaimana bisa membersihkan lumpur-lumpur dari rumah kami," katanya. (don/cr-155/cr-157).
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP
14 July 2009
Jayapura : Banjir Lumpur di Furia, Puluhan Rumah Warga Terendam
Label:
Kerusakan Lingkungan