Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

15 April 2010

Spesies baru, Crayfish dari Papua

(http://holmes1412.wordpress.com, 14-04-2010)
Awalnya saya mengira bahwa spesies ini adalah spesies air laut sebagaimana yang pernah saya posting disini. Belakangan saya baru sadar, setelah membaca kembali jurnal ilmiah-nya, bahwa spesies ini adalah spesies air tawar. Terkenal dengan istilah crayfish, orang awam menyamakannya dengan udang. Tidak salah, karena memang masih berkerabat, sama-sama masuk dalam Kelas Crustacea. Spesies ini memiliki dua variasi warna, biru dan oranye.

Spesies ini ditetapkan sebagai spesies baru pada tahun 2006 dengan nama lengkap Cherax (Cherax) holthuisi Lukhaup & Pekny, 2006. Cherax adalah nama marga, kemudian Cherax dalam tanda kurung menunjukkan nama sub-marga, dan holthuisi adalah penunjuk nama spesies, jadi nama spesies ini adalah Cherax (Cherax) holthuisi. Nama lengkap (mengikutsertakan nama author) biasa digunakan dalam publikasi ilmiah, namun dalam publikasi non ilmiah dan populer bisa diabaikan. Pada spesies ini, Lukhaup & Pekny disebut sebagai ‘author of species name’, kemudian tahun ‘2006′ adalah tahun dimana nama spesies tersebut pertama kali dikenalkan kepada komunitas sains melalui publikasi ilmiah internasional. Lebih lanjut, disebut ‘author of species name‘ atau kemudian disingkat ‘author‘ saja karena yang bersangkutan-lah, yang namanya tertulis di belakan nama spesies adalah orang yang mempublikasikan penetapan spesies baru tersebut.

Nah, kembali ke spesies kita ini. Sebagaimana tertulis dalam nama lengkapnya, spesies ini ditetapkan sebagai spesies baru oleh Lukhaup dan Pekny di tahun 2006. Lalu, mengapa baru ditetapkan di tahun 2006? apakah ini penemuan spesies baru?. Untuk menjawab ini, saya ceritakan kronologis singkatnya.

Dr. Holthuis pada tahun 1949, 1956, 1968, 1982, 1986, dan 1996, berdasarkan material spesimen dari berbagai penjuru dunia, telah mempublikasikan (dalam berbagai Jurnal). Beberapa spesimen berasal dari Irian Jaya (Papua). Spesimen-spesimen yang diteliti disimpan di Nationaal Natuurhistorisch Museum, Leiden, Belanda. Dari keseluruhan material spesimen, terdapat 9 spesimen yang belum terdeskripsi. Sembilan spesimen ini diperoleh dari tempat yang sama yaitu di bibir danau Aitinjo,sekitar 25 km arah tenggara Ajamaroe, Kais River Drainage, Irian Jaya bagian barat, Indonesia. Spesimen tersebut dikoleksi oleh Dr. M. Boeseman pada Juni 1952. Sampai lebih dari 50 tahun kemudian, spesimen-spesimen tersebut tetap tak terdeskripsi, melainkan masih dimasukkan pada spesies lain.

Dr. Lukhaup dan Dr. Pekny (masing-masing orang Jerman dan Austria) setelah mengamati beberapa spesimen crayfish yang digunakan sebagai peliharaan, menemukan adanya kecocokan dengan sembilan spesimen di museum di Leiden tersebut. Setelah melakukan penelitian dan pengamatan seksama, keduanya menemukan bahwa keberadaan spesimen tersebut adalah sesuatu yang baru bagi sains. Spesimen tersebut berbeda dari spesies yang pernah ditemukan, dan kemudian ditetapkan sebagai spesies baru di tahun 2006.

Kembali ke pertanyaan. Kenapa baru tahun 2006? Yah,sains adalah bagian dari rahasia alam (sunnatullah). Apa yang dilakukan manusia untuk menguak tabir alam, sampai saat ini hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan sunatullah yang terbentang dalam ayat kauniyahNya. Jadi, wajar bila ada yang terlewat. Spesimennya ditemukan (diambil) ‘pertama kali’ (oleh komunitas sains) di tahun 1952. Karena barangkali ciri dan sifatnya mirip dengan spesies yang sudah pernah ditemukan, kemudian dianggaplah spesies yang sama.

Lalu, apakah ini penemuan spesies baru ? di tahun 1952 atau 2006? Jawabnya iya, ini penemuan spesies baru. Kata ‘penemuan spesies’, bukanlah didasarkan pada kapan pertama kali spesimen (baik hewan maupun tumbuhan) ditemukan, melainkan kapan spesimen tersebut dideskripsikan dan kemudian ditetapkan sebagai spesies baru melalui jurnal ilmiah. Jadi ini adalah spesies baru yang ditemukan (lebih tepatnya ‘ditetapkan’) pada tahun 2006. Spesies asli Indonesia, yang ditemukan oleh orang Jerman dan Austria.

Catatan:
1. Spesimen adalah kata yang mnunjukkan ‘benda’ atau ‘material’-nya, sementara spesies adalah sekelompok individu yang memiliki ciri dan sifat yang sama, jadi jangan salah paham ya antara spesimen dan spesies :D .

2. Nama Dr. Holthuis dinisbatkan dalam penunjuk nama spesies Cherax (Cherax) holthuisi sebagai penghargaan atas sumbangsih-nya dalam sains terutama terkait dengan Marga Cherax.

3. Penggunaan frase ‘penemuan spesies baru’ sangat berbeda dengan frase misalnya ‘penemuan mesin waktu’. Sama sama ‘penemuan’ tapi berbeda konteks dan makna. Penemuan yang pertama lebih mirip dengan ‘finding’ dalam bahasa Inggris, sementara yang kedua sama dengan ‘invention’. Tentunya berbeda lagi dengan kata ‘discovery’. Nah, dalam taksonomi, atau sains pada umumnya, istilah ‘penemuan spesies baru’, tidak lantas menunjukkan bahwa spesies tersebut baru ‘ada’, baru saja ‘eksis’ atau baru saja ‘diciptakan’. Bisa saja spesies tersebut baru saja ‘ada’, baru saja ‘diciptakan’, tapi kebanyakan mereka ’sudah ada’ sebelumnya, hanya kita belum pernah bertemu dan berkenalan dengan mereka.

Sumber: Lukhaup, C. and R. Pekny. 2006. Cherax (Cherax) holthuisi, a new species of crayfish (Crustacea: Decapoda: Parastacidae) from the centre of the Vogelkop Peninsula in Irian Jaya (West New Guinea), Indonesia. Zool. Med. Leiden 80: 101-107.