(www.antara.co.id, 04-04-2010)
Jayapura (ANTARA News) - Sebagian lahan di kawasan konservasi yang menjadi penyangga dan sumber air telah banyak yang berubah menjadi permukiman penduduk, sehingga dikhawatirkan menjadi ancaman menurunnya kualitas air bersih, bencana alam banjir dan tanah longsor.
Demikian dikemukakan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura, Ir. Gading Butar-Butar kepada ANTARA Jayapura, Sabtu.
Ia mengatakan, kawasan cagar alam pegunungan Cyclop yang menjadi sumber mata air bagi masyarakat kota Jayapura dan sekitarnya telah rusak karena berubah fungsi menjadi permukiman warga.
"Apalagi warga yang bermukim disana telah mengubah lahan itu menjadi lahan pertanian tradisional dengan sistem pindah-pindah tempat," jelasnya.
Pantauan ANTARA Jayapura, Sabtu, terlihat sebagian areal dalam kawasan konservasi telah berubah menjadi kawasan permukiman penduduk dan pembukaan areal pertanian tradisional.
Direktur PDAM Jayapura, Gading Butar-Butar menambahkan, kondisi ini sangat memprihatinkan.
Ia mengatakan, masyarakat mendirikan rumah dan membuka lahan pertanian di dalam kawasan konservasi di KCA Pegunungan Cycloops, Taman Wisata Teluk Yotefa dan Hutan Lindung Abepura.
Padahal ketiga kawasan itu menjadi sumber air bersih bagi penduduk di Kota Jayapura dan sebagian distrik di Kabupaten Jayapura.
Ia mengimbau Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura agar mengambil langkah-langkah menertibkan penduduk yang bermukim di ketiga kawasan tersebut guna menghindari kemungkinan bencana alam yang terjadi seperti banjir dan tanah longsor.
Gading Butar-Butar juga mengharapkan dinas terkait untuk lebih banyak menempatkan tenaga pengamanan yang bertugas menjaga di dalam areal taman konservasi itu.
(KR-MBK/R009)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP