( Cenderawasih Pos, Selasa 20 Februari 2007 )
Guna mengantisipasi menyebarnya virus Flu Burung di Kabupaten Jayapura, kini Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura telah siaga 1, dengan langsung menyikapi jika ada laporan unggas yang mati tidak wajar dari masyarakat. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura Terianus Krey, MMT, yang ditemui di ruang kerjanya Senin (19/2) kemarin.
Menurut Terianus Krey, beberapa kasus kematian ternak unggas yang mati secara mendadak dengan gejala klinis sepeti penyakit flu burung, langsung ditindaklanjuti secara sigap dengan mengirim sample ke Balai Besar Veteriner Maros untuk diteliti lebih lanjut.
Dikatakan, bahwa berdasarkan laporan dari masyarakat, sampai saat ini pihaknya sudah dua kali mengirim sample dari ternak unggas yang dicurigai mati karena virus flu burung. Pengiriman sample pertama, dari kasus kematian unggas di Kampung Asei Kecil, dimana 2 Merpati, 2 bebek dan 1 ayam yang ditemukan mati secara mendadak. Yang terakhir, adalah laporan dari warga masyarakat di BTN Puskopad, dimana unggas yakni dua ayam dan I burung merpati juga mati secara mendadak.
"Samplenya langsung kita ambil dan kita kirimkan melalui drh. Jafar yang kebetulan hendak berangkat ke Maros,"tutur Terianus Krey yang mengaku sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil penelitian di laboratorium balai besar Veritener Maros tersebut.
Meski saat ini, pihak Dinas Peternakan sudah mengirimkan dua kali mengirimkan sample ternak unggas yang dikirim ke Maros, namun pihaknya tetap berharap agar masyarakat tidak panik dan segera melaporkan ke petugas dinas Peternakan bila mendapati ternak unggasnya mati secara tidak wajar "Virus flu burung ini sebenarnya mudah mati terkena sinar matahari, bahkan dengan disiram air deterjen juga bisa mati,"ujar Terianus Krey yang menyarankan agar para peternak unggas terus menjaga sanitasi kandangnya. (tri)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP