( Kompas, Rabu 07 Febuari 2007 )
Perubahan ekologis sepertinya tengah terjadi di kawasan Antartika. Karena naiknya suhu perairan akibat pemanasan global, kepiting raja kembali memasuki wilayah di sekitar Kutub Selatan yang tidak dijelajahinya selama sekitar 15 juta tahun.
Pergeseran lempeng tektotik di bagian paling selatan benua Antartika pada saat itu menyebabkan terbentuknya pola arus kutub yang sangat dingin dan mengelilingi benua Antartika. Suhu air mendekati nol derajat Celcius sehingga tubuh predator seperti kepiting raja tidak sanggup lagi hidup di sana. Karena fisiologi tubuhnya tidak sanggup menahan suhu beku, kepiting raja berpindah ke laut dalam di bawah 1.500 meter yang suhunya bertahan sekitar 2 derajat Celcius.
Namun, belakangan suhu air laut sekitar Atlantik yang lebih dangkal naik mendekati 1 derajat Celcius karena pemanasan global. Pada suhu 1 derajat Celcius, kepiting raja masih sanggup bertahan hidup. Maka para peneliti Inggris dari kapal penelitian James Clark Ross melakukan pengamatan menggunakan robot bawah air bernama Isis.
Terbukti, robot yang dikendalikan jarak jauh untuk mengamati lempeng benua Antartika berhasil merekam keberadaan kepiting raja pada kedalaman 1.100 meter pada 25 Januari lalu. Sebuah kepiting raja berdiameter 50 centimeter terlihat merambat di dasar batuan dekat Antartika di kedalaman yang mustahil terlihat sebelumnya.
Dari atas kapal Dave Turner, teknisi dari Pusat Oseanografi Nasional Universitas Shouthampton (NOCS) dengan sigap mengendalikan lengan robot Isis untuk menangkap kepiting tersebut dan measukkannya ke dalam kantung sampel. DNA-nya akan diperiksa dan dibandingkan dengan DNA kepiting dari wilayah lainnya agar diketahui asalnya.
"Jika ini awal invasi, maka selanjutnya menjadi awal perubahan komunitas di Semenanjung Antartika," ungkap Sven Thatje, seorang ekolog laut dari NOCS. Sejak seekor kepiting tertangkap di sana, 22 peneliti yang ada di kapal bergantian tiap 4 jam untuk mengamati lempeng benua Antartika untuk mencari kepiting lainnya. Namun, sampai ekspedisi diakhiri pada 6 Februari tidak ditemukan kepiting lainnya.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP