(www.bintangpapua.com, 2-11-2012)
SUPIORI—Tak ada kayu akar pun jadi. Ya, itulah yang dilakukan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Supiori. Untuk mejaga ketahanan pangan serta memenuhi kebutuhan sayur-mayur masyarakat di Kampung Rayori (Sowek) Distrik Kepulauan Aruri, dinas setempat sejak Juni 2012 lalu telah mengembangkan system bercocoktanam dengan memanfaatkan media tanam yang diletakkan di atas air laut.
Kepala Distanhut Supiori, Ir. Mandosir Aloysius, M.Si., di kantor Bupati Supiori, senin (29/10) kemarin, mengatakan, sistem bercocok tanam dengan menggunakan media tanam yang sengaja di kembangkan di kampung Rayori dilakukan karena kondisi geografisnya yang terletak di permukaan air laut serta budaya masyarakat setempat yang lebih membangun rumah tinggal mereka di atas permukaan air laut. “Jumlah penduduk di wilayah itu terbilang banyak, untuk memenuhi kebutuhan sayur-mayur, mereka harus mengambil (belanja) ke wilayah daratan yang jaraknya cukup jauh dan memakan waktu. Nah, bagaimana agar mereka bisa memenuhi kebutuhan tersebut dengan mudah dan cepat? Salah satu yang dipakai adalah menggunakan media tanam, dan itu sudah kami lakukan, hasilnya luar biasa.” Kata Mandosir.
Disebutkan Mandosir, kegiatan pembuatan media tanam di Kampung Rayori tersebut dilakukan pada bulan Juni lalu dengan target media tanam adalah 42, namun dalam praktekknya, permintaan masyarakat untuk dibuatkan media tanam sangat tinggi, sehingga target 42 media tanam tersebut membengkak menjadi 62 media tanam. Bahkan, hingga saat ini permintaan masyarakat dari beberapa kampung di wilayah kepulauan cukup tinggi, sehingga akan di akomodir nanti pada APBD Perubahan TA 2012.
“Masyarakat mulai bisa memanfaatkan pekarangannya, dengan model media tanam, yaitu sayur-sayuran yang ditanam pada juni, sudah dipanen pada awal agustus panen pertama. Mereka bisa melakukan pemanenan hingga tiga sampai empat kali,” Jelas Mandosir.
Disebutkan Mandosir, jika pembuatan media tanam di awal kegiatan dilakukan dalam bentuk kelompok masyarakat, maka ke depan pihaknya akan mengarahkan pada pendampingan dan bimbingan langsung dengan target keluarga sasaran, dengan harapan dapat memacu masyarakat atau keluarga yang lain.
“Jumlah kk yang membutuhkan ada 276 kepala keluarga, kepada yang yang belum dapat ini akan kita dorong di ABT. Kami berharap setiap KK memiliki media tanam, sehingga bisa memenuhi kebutuhan sayur mayor mereka sendiri.” Harap Mandosir.
Selain pengembangan media tanam pada keluarga sasaran, melalui APBD Perubahan TA 2012 ini pihaknya juga akan mengembangkan kegiatan yang sama di kampung Insumbabi dan Kampung Aiborabondi. (hen/don/lo2)
SUPIORI—Tak ada kayu akar pun jadi. Ya, itulah yang dilakukan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Supiori. Untuk mejaga ketahanan pangan serta memenuhi kebutuhan sayur-mayur masyarakat di Kampung Rayori (Sowek) Distrik Kepulauan Aruri, dinas setempat sejak Juni 2012 lalu telah mengembangkan system bercocoktanam dengan memanfaatkan media tanam yang diletakkan di atas air laut.
Kepala Distanhut Supiori, Ir. Mandosir Aloysius, M.Si., di kantor Bupati Supiori, senin (29/10) kemarin, mengatakan, sistem bercocok tanam dengan menggunakan media tanam yang sengaja di kembangkan di kampung Rayori dilakukan karena kondisi geografisnya yang terletak di permukaan air laut serta budaya masyarakat setempat yang lebih membangun rumah tinggal mereka di atas permukaan air laut. “Jumlah penduduk di wilayah itu terbilang banyak, untuk memenuhi kebutuhan sayur-mayur, mereka harus mengambil (belanja) ke wilayah daratan yang jaraknya cukup jauh dan memakan waktu. Nah, bagaimana agar mereka bisa memenuhi kebutuhan tersebut dengan mudah dan cepat? Salah satu yang dipakai adalah menggunakan media tanam, dan itu sudah kami lakukan, hasilnya luar biasa.” Kata Mandosir.
Disebutkan Mandosir, kegiatan pembuatan media tanam di Kampung Rayori tersebut dilakukan pada bulan Juni lalu dengan target media tanam adalah 42, namun dalam praktekknya, permintaan masyarakat untuk dibuatkan media tanam sangat tinggi, sehingga target 42 media tanam tersebut membengkak menjadi 62 media tanam. Bahkan, hingga saat ini permintaan masyarakat dari beberapa kampung di wilayah kepulauan cukup tinggi, sehingga akan di akomodir nanti pada APBD Perubahan TA 2012.
“Masyarakat mulai bisa memanfaatkan pekarangannya, dengan model media tanam, yaitu sayur-sayuran yang ditanam pada juni, sudah dipanen pada awal agustus panen pertama. Mereka bisa melakukan pemanenan hingga tiga sampai empat kali,” Jelas Mandosir.
Disebutkan Mandosir, jika pembuatan media tanam di awal kegiatan dilakukan dalam bentuk kelompok masyarakat, maka ke depan pihaknya akan mengarahkan pada pendampingan dan bimbingan langsung dengan target keluarga sasaran, dengan harapan dapat memacu masyarakat atau keluarga yang lain.
“Jumlah kk yang membutuhkan ada 276 kepala keluarga, kepada yang yang belum dapat ini akan kita dorong di ABT. Kami berharap setiap KK memiliki media tanam, sehingga bisa memenuhi kebutuhan sayur mayor mereka sendiri.” Harap Mandosir.
Selain pengembangan media tanam pada keluarga sasaran, melalui APBD Perubahan TA 2012 ini pihaknya juga akan mengembangkan kegiatan yang sama di kampung Insumbabi dan Kampung Aiborabondi. (hen/don/lo2)