SERUI-Pengembangan komoditi perkebunan kopi, cacao dan Vanili sudah ada sejak tahun 1957 hingga 1958 oleh pemerintah Belanda. Untuk itu pengembangan ketiga komuditi tersebut memberikan prospek yang sangat menjanjikan bagi masyarakat.
Demikian disampaikan Ketua Koperasi WMI Apolos Mora kepada Bintang Papua pada sosialisasi program kerja kas WMI tentang pengembangan dan pemasaran produk vanili dikabupaten kepulauan yapen yang berlangsung siang tadi di Hotel kelapa dua Serui Rabu (21/11) kemarin.
Dikatakan masyarakat adat memiliki lahan pertanian yang cukup subur, namun belum dikelolah secara baik oleh masyarakat, sehingga koperasi WMI mencoba membantu masyarakat adat dalam mengembangkan komuditi vanili, dengan mempergunakan lahan yang ada demi meningkatkan pendapatan masyarakat.
Namun disisi lain Apolos Mora juga menyampaikan bahwa pengembangan komuditi Vanili di kabupaten Yapen perlu dilakukan mengingat hasil tersebut merupakan komuditi nomor satu dengan ukuran 28 cm dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
“proses budidaya pengelolaan relative mudah serta tingkat beban kerjanya pun relative ringan. Dengan demikian pengembangan komuditi fanili perlu didukung oleh pemerintah daerah, mengingat pengembangan komoditi vanili sudah dilakukan dikampung Mantembu, Ambaidiru, Randawaya dan kampung Papuma sekaligus mendapat dukungan dari Okspam,” ucapnya. (seo/achi/LO1)