(www.bintangpapua.com, 24-12-2012)
SENTANI - Belakangan ini masyarakat yang bermukim di sekitar Kampung Sereh, Distrik Sentani, mengeluhkan limbah atau sisa-sisa pembuangan dari Balai Benih Ikan Lokal milik Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura yang berlokasi di Kampung Sereh tersebut. Pasalnya, limbah dari pengelolaan bibit ikan lokal yaitu ikan nila dinilai mencemari intake air yang biasa digunakan masyarakat untuk mencuci, mandi dan lain sebagainya.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura pun mengakui bahwa pembangunan saluran pembuangan milik balai yang dikelola belum dilakukan secara maksimal.
“Memang pembangunan saluran pembuangan masih akan dikerjakan lagi sisanya pada tahun yang akan datang,” jelas Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura Ir. Frangklyn K. Mananoma kepada wartawan ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/11).
Dijelaskannya, saluran pembuangan yang ke arah luar dari Balai Benih Ikan Lokal milik instansi yang dikelolanya ini memiliki luas sebesar 869 meter kubik. Dimana saat ini pihaknya masih mengusahakan untuk melanjutkan pembangunan saluran pembuangan ini.
“Tahun depan, kami akan programkan lagi untuk kegiatan lanjutan dan diusahakan pembangunannya akan melewati bak intake milik warga,” imbuhnya. Dituturkannya, tahun depan, pihaknya sudah memasukan anggaran pembangunan saluran pembuangan ini dari DAK (Dana Alokasi Khusus).
“Besarannya saya masih belum tahu karena masih hitung-hitung ingin membuat secara permanen atau hanya pipa saja supaya air dari buangan tetapi bisa disalurkan ke tempatnya,” tandasnya.
Disebutkannya, luas Balai Benih Ikan Lokal ini sekitar 2 hektar dan sampai saat ini sudah efektif dioperasionalkan pihaknya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat soal permintaan ikan.
“Balai ini baru dibangun selama 3 tahun. Yang mana telah menghasilkan sebanyak 250 ribu ekor bibit ikan nila yang sudah dijual bibitnya kepada masyarakat,” tukasnya.
Diungkapkannya, bibit ikan nila ini sudah disalurkan atau diberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan seperti 3000 ekor bibit ikan nila untuk Festival Khalaway, 3000 ekor untuk JFC (Jayapura Facebook Community) Phuyaka Institute dan kemudian disalurkan lagi ke masyarakat lain yang membutuhkan jenis ikan nila.
“Untuk sementara ini baru dikembangkan ikan nila saja, tetapi kedepan akan ada 4 jenis ikan yang dikembangkan yaitu ikan nila, ikan mas, ikan patin dan ikan lele,” urainya.
Ditambahkannya, respon masyarakat akan keberadaan Balai Benih Ikan Lokal ini sangatlah bagus karena dapat memenuhi permintaan masyarakat. (dee/aj/lo2)
SENTANI - Belakangan ini masyarakat yang bermukim di sekitar Kampung Sereh, Distrik Sentani, mengeluhkan limbah atau sisa-sisa pembuangan dari Balai Benih Ikan Lokal milik Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura yang berlokasi di Kampung Sereh tersebut. Pasalnya, limbah dari pengelolaan bibit ikan lokal yaitu ikan nila dinilai mencemari intake air yang biasa digunakan masyarakat untuk mencuci, mandi dan lain sebagainya.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura pun mengakui bahwa pembangunan saluran pembuangan milik balai yang dikelola belum dilakukan secara maksimal.
“Memang pembangunan saluran pembuangan masih akan dikerjakan lagi sisanya pada tahun yang akan datang,” jelas Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jayapura Ir. Frangklyn K. Mananoma kepada wartawan ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/11).
Dijelaskannya, saluran pembuangan yang ke arah luar dari Balai Benih Ikan Lokal milik instansi yang dikelolanya ini memiliki luas sebesar 869 meter kubik. Dimana saat ini pihaknya masih mengusahakan untuk melanjutkan pembangunan saluran pembuangan ini.
“Tahun depan, kami akan programkan lagi untuk kegiatan lanjutan dan diusahakan pembangunannya akan melewati bak intake milik warga,” imbuhnya. Dituturkannya, tahun depan, pihaknya sudah memasukan anggaran pembangunan saluran pembuangan ini dari DAK (Dana Alokasi Khusus).
“Besarannya saya masih belum tahu karena masih hitung-hitung ingin membuat secara permanen atau hanya pipa saja supaya air dari buangan tetapi bisa disalurkan ke tempatnya,” tandasnya.
Disebutkannya, luas Balai Benih Ikan Lokal ini sekitar 2 hektar dan sampai saat ini sudah efektif dioperasionalkan pihaknya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat soal permintaan ikan.
“Balai ini baru dibangun selama 3 tahun. Yang mana telah menghasilkan sebanyak 250 ribu ekor bibit ikan nila yang sudah dijual bibitnya kepada masyarakat,” tukasnya.
Diungkapkannya, bibit ikan nila ini sudah disalurkan atau diberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan seperti 3000 ekor bibit ikan nila untuk Festival Khalaway, 3000 ekor untuk JFC (Jayapura Facebook Community) Phuyaka Institute dan kemudian disalurkan lagi ke masyarakat lain yang membutuhkan jenis ikan nila.
“Untuk sementara ini baru dikembangkan ikan nila saja, tetapi kedepan akan ada 4 jenis ikan yang dikembangkan yaitu ikan nila, ikan mas, ikan patin dan ikan lele,” urainya.
Ditambahkannya, respon masyarakat akan keberadaan Balai Benih Ikan Lokal ini sangatlah bagus karena dapat memenuhi permintaan masyarakat. (dee/aj/lo2)