(www.bintangpapua.com, 2-11-2012)
KEEROM - Permasalah banjir di wilayah Keerom, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencanaan Kabupaten Keerom, Farel Simamorang, disebabkan tinggi daratan yang relative sangat rendah dari tinggi permukaan air laut. Sehingga, saat datang hujan, maka banjir akan datang secara tiba-tiba. Selain juga diakibatkan luapan air dari jembatan Skanto.
Ada beberapa yang dikerjakan dari lintas sektor seperti Bidang Pertanian, mereka mengiginkan untuk menghindari banjir dari lokasi lahan partanian, sehingga mereka menjebol tangul-tangul yang ada, sehingga air yang tertampung lari menuju ke pemukiman. Akibat tersebut, maka terjadi banjir seperti yang terjadi di Arso 11 Kampung Ifia-Ifia, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Sabtu lalu. Dengan kejadian ini, ia mengharapan kepada dinas terkait sering melakukan kordinasi dengan pihaknya, karena pihaknya juga telah membuat desain, titik-titik mana yang bisa dibuka, yang mana dipertahankan agar pemukiman warga terhindari dari banjir.
“Kampung Ifia-Ifia terkena banjir dan diperlukan kordinasi antara semua pihak,” ujarnya saat ditemui Bintang Papua diruang kerjanya, Rabu (31/10).
Dijelaskan, dari kejadian banjir di Arso 11 Kampung Ifia-Ifia, terdapat 55 rumah yang terendam banjir, termasuk fasilitas umum seperti Sekolah SD, Puskesmas dan Kantor Kampung Ifia-Ifia.
Selain itu juga, pihaknya telah melakukan kordinasi dengan kelompok masyarakat (Kopmas) Bancana pada sekitar daerah banjir untuk ikut membatu dalam penganan bencana.
Kerugian yang dialami oleh masyarakat antara lain kehilangan sejumlah ikan di kolam ikan lele yang sudah siap panen, bebek, sayur-sayuran dan lain sebaginya. Pihaknya juga telah mengirim data kepusat yang terkena banjir agar pemerintah pusat bisa dibantu. (rhy/aj/lo2)
KEEROM - Permasalah banjir di wilayah Keerom, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencanaan Kabupaten Keerom, Farel Simamorang, disebabkan tinggi daratan yang relative sangat rendah dari tinggi permukaan air laut. Sehingga, saat datang hujan, maka banjir akan datang secara tiba-tiba. Selain juga diakibatkan luapan air dari jembatan Skanto.
Ada beberapa yang dikerjakan dari lintas sektor seperti Bidang Pertanian, mereka mengiginkan untuk menghindari banjir dari lokasi lahan partanian, sehingga mereka menjebol tangul-tangul yang ada, sehingga air yang tertampung lari menuju ke pemukiman. Akibat tersebut, maka terjadi banjir seperti yang terjadi di Arso 11 Kampung Ifia-Ifia, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Sabtu lalu. Dengan kejadian ini, ia mengharapan kepada dinas terkait sering melakukan kordinasi dengan pihaknya, karena pihaknya juga telah membuat desain, titik-titik mana yang bisa dibuka, yang mana dipertahankan agar pemukiman warga terhindari dari banjir.
“Kampung Ifia-Ifia terkena banjir dan diperlukan kordinasi antara semua pihak,” ujarnya saat ditemui Bintang Papua diruang kerjanya, Rabu (31/10).
Dijelaskan, dari kejadian banjir di Arso 11 Kampung Ifia-Ifia, terdapat 55 rumah yang terendam banjir, termasuk fasilitas umum seperti Sekolah SD, Puskesmas dan Kantor Kampung Ifia-Ifia.
Selain itu juga, pihaknya telah melakukan kordinasi dengan kelompok masyarakat (Kopmas) Bancana pada sekitar daerah banjir untuk ikut membatu dalam penganan bencana.
Kerugian yang dialami oleh masyarakat antara lain kehilangan sejumlah ikan di kolam ikan lele yang sudah siap panen, bebek, sayur-sayuran dan lain sebaginya. Pihaknya juga telah mengirim data kepusat yang terkena banjir agar pemerintah pusat bisa dibantu. (rhy/aj/lo2)