(www.bintangpapua.com, 24-11-2012)
MANOKWARI - Pasukan keamanan dari LNG Tangguh dan Kepolisian Papua menggelar latihan gabungan dalam rangka menjaga kilang LNG Tangguh, yang merupakan salah satu aset nasional penting di Babo Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, 19 hingga 22 November 2012 lalu.
Latihan ini adalah program tahunan yang bertujuan untuk menguji pelaksanaan dari Joint Security Guideline Agreement (Juklap) yang ditandatangani oleh Kepolisian Papua dan BP sebagai operator dari kilang Tangguh.
Hal itu ditegaskan, Dharmawan Samsu, BP Head of Country, dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan kemarin.
Dijelaskan, latihan gabungan diikuti 220 peserta yang berasal dari Kepolisian Papua Barat, Kepolisian Bintuni, Kepolisian Babo, dan anggota dari keamanan LNG Tangguh. Turut hadir juga sebagai pengamat perwakilan dari - dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Di dalam Juklap ini diuraikan prosedur dari situasi keamanan, seperti menekankan pada penggunaan dialog dan persuasi untuk mengurangi ketegangan. Dikatakan, selama sesi latihan tersebut, mengulas pemahaman akan Prinsip Kesukarelaan PP dalam Hak Asasi Manusia, Resolusi Konflik, Komunikasi Massa, Mengelola Demonstrasi, Pertolongan Pertama, KodeEtik, serta Kode Keamanan Bagian Laut Internasional (International Sea Part Security Code – ISPS Code).
Dikatakan, pelatihan yang digelar secara rutin ini bertujuan untuk menguji prosedur keamanan, sekaligus memastikan seluruh pihak telah faham akan Prinsip Kesukarelaan dalam Hak Asasi. “Ini juga merupakan waktu yang baik untuk mengukur kemampuan berkoordinasi antara pihak keamanan BP, dan Kepolisian Papua dalam menghadapi situasi darurat”, ujarnya lagi. Sekedar diketahui, Juklap tersebut dirumuskan atas kerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk menjawab keprihatinan atas keamanan dan hak asasi dari seluruh pemangku kepentingan berdasarkan pada kerjasama antara seluruh pihak penyedia keamanan baik dari Tangguh, masyarakat, dan pemerintah. Pedoman lapangan ini juga diharapkan dapat menjelaskan kesalahan penafsiran akan keamanan di instalasi-instalasi penting.
Tangguh dioperasikan oleh BP Indonesia sebagai kontraktor untuk Badan Pengatur Minyak dan Gas Bumi Indonesia BPMIGAS. BP memiliki 37,16% saham atas proyek ini. Mitra kontraktor Tangguh lainnya adalah are MI Berau B.V. (16.30%), CNOOC Ltd. (13.90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12.23%), KG Berau/KG Wiriagar (10.00%), LNG Japan Corporation (7.35%), dan Talisman (3.06%).
BP telah memiliki pengalaman selama 45 tahun di Indonesia dan merupakan salah satu investor terbesar di negara ini. Kegiatannya sebagian besar adalah eksplorasi dan bisnis produksi, terutama LNG Tangguh yang pertama kali diperasikan pada pertengahan tahun 2009. Saat ini pekerjaan ini masih berjalan untuk memperluas kilang.(sera/achi/l03)
MANOKWARI - Pasukan keamanan dari LNG Tangguh dan Kepolisian Papua menggelar latihan gabungan dalam rangka menjaga kilang LNG Tangguh, yang merupakan salah satu aset nasional penting di Babo Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, 19 hingga 22 November 2012 lalu.
Latihan ini adalah program tahunan yang bertujuan untuk menguji pelaksanaan dari Joint Security Guideline Agreement (Juklap) yang ditandatangani oleh Kepolisian Papua dan BP sebagai operator dari kilang Tangguh.
Hal itu ditegaskan, Dharmawan Samsu, BP Head of Country, dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan kemarin.
Dijelaskan, latihan gabungan diikuti 220 peserta yang berasal dari Kepolisian Papua Barat, Kepolisian Bintuni, Kepolisian Babo, dan anggota dari keamanan LNG Tangguh. Turut hadir juga sebagai pengamat perwakilan dari - dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Di dalam Juklap ini diuraikan prosedur dari situasi keamanan, seperti menekankan pada penggunaan dialog dan persuasi untuk mengurangi ketegangan. Dikatakan, selama sesi latihan tersebut, mengulas pemahaman akan Prinsip Kesukarelaan PP dalam Hak Asasi Manusia, Resolusi Konflik, Komunikasi Massa, Mengelola Demonstrasi, Pertolongan Pertama, KodeEtik, serta Kode Keamanan Bagian Laut Internasional (International Sea Part Security Code – ISPS Code).
Dikatakan, pelatihan yang digelar secara rutin ini bertujuan untuk menguji prosedur keamanan, sekaligus memastikan seluruh pihak telah faham akan Prinsip Kesukarelaan dalam Hak Asasi. “Ini juga merupakan waktu yang baik untuk mengukur kemampuan berkoordinasi antara pihak keamanan BP, dan Kepolisian Papua dalam menghadapi situasi darurat”, ujarnya lagi. Sekedar diketahui, Juklap tersebut dirumuskan atas kerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk menjawab keprihatinan atas keamanan dan hak asasi dari seluruh pemangku kepentingan berdasarkan pada kerjasama antara seluruh pihak penyedia keamanan baik dari Tangguh, masyarakat, dan pemerintah. Pedoman lapangan ini juga diharapkan dapat menjelaskan kesalahan penafsiran akan keamanan di instalasi-instalasi penting.
Tangguh dioperasikan oleh BP Indonesia sebagai kontraktor untuk Badan Pengatur Minyak dan Gas Bumi Indonesia BPMIGAS. BP memiliki 37,16% saham atas proyek ini. Mitra kontraktor Tangguh lainnya adalah are MI Berau B.V. (16.30%), CNOOC Ltd. (13.90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12.23%), KG Berau/KG Wiriagar (10.00%), LNG Japan Corporation (7.35%), dan Talisman (3.06%).
BP telah memiliki pengalaman selama 45 tahun di Indonesia dan merupakan salah satu investor terbesar di negara ini. Kegiatannya sebagian besar adalah eksplorasi dan bisnis produksi, terutama LNG Tangguh yang pertama kali diperasikan pada pertengahan tahun 2009. Saat ini pekerjaan ini masih berjalan untuk memperluas kilang.(sera/achi/l03)