(www.tabloidjubi.com, 23-11-2012)
Jayapura, (22/11)—Status tanah di pinggir Danau Sentani terutama dari Kampung Nendali sampai Kampung Telaga Maya, yang kini terkena proyek pelebaran jalan ternyata sudah beralih kepemilikan lahan. Lokasi atau lahan tersebut sudah dibeli dari orang Sentani ke pemilik baru pengusaha dari Kota Jayapura, CV Bintang Mas. Tak heran kalau masyarakat hanya meminta kalau boleh material tanah agar ditimbun ke areal permukiman mereka yang kebetulan berada di pinggiran Danau Sentani.
Hal diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Papua, Jansen Monim kepada wartawan di Jayapura belum lama ini.” Masyarakat meminta batu-batu untuk dijual untuk menambah pendapatan mereka,”katanya seraya menambahkan ondoafi yang meminta agar material tanah langsung dibuang ke pinggiran Danau Sentani, sebab mereka mau membangun rumahnya.
Bahkan Jansen Monim menyebut pohon sagu yang terdapat di pinggir Danau Sentani, ada dua jenis tanaman sagu, masing-masing sagu yang bisa dikonsumsi oleh manusia dan sagu yang hanya dimakan binatang atau hewan. Apalagi masyarakat yang meminta untuk menimbun kawasan sagu di tepian Danau Sentani.
Justru Jansen Monim balik menuding ke pihak LSM yang memrotes pembuangan material ke tepian Danau Sentani. “Jangan LSM ribut mulai sekarang, kenapa tidak setahun yang lalu saat baru mulai ditimbun,”kata Jansen Monim kepada wartawan Bintang Papua, Kamis (22/11). Sebaliknya pihak LSM Lingkungan menanyakan soal AMDAL atau Analisa Mengenai Dampak Lingkungan tentang pembuangan material tanah. Lien Maloali salah satu aktivisi LSM balik bertanya soal sosialisasi program penimbunan dalam AMDAL. Mengenai AMDAL ternyata Jansen Monim enggan berkomentar.
Mengapa Sagu begitu penting bagi ekosistem Danau Sentani? Kalau di daerah Teluk Youtefa hutan bakau dianggap sangat memegang peran bagi kelangsungan makluk hidup dan tempat pemijahan telur-telur ikan dan habitatnya di seputar Teluk Youtefa. Begitupula di Kabupaten Bintuni dan sekitarnya yang punya lahan hutan bakau terluas di Asia.
Hutan bakau atau mangrove secara tradisional banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan, tempat berlindung, diambil kayunya, bahan bakar dan obat-obatan. Mangrove merupakan daerah asupan penting dan tempat berbiaknya bagi berbagai jenis ikan, reptil,burung, krustasea, kerang dan mamalia; juga sebagai tempat akumulasi sedimen, bahan terkontaminasi, karbon dan zat hara; perlindungan terhadap erosi pesisir.(Ekologi Papua, hal-448)
Peran hutan bakau tak jauh bedanya dengan peran dusun sagu, sebagai tempat pemijahan ikan termasuk pula ikan jenis asli Danau Sentani, Khahabei. Hutan sagu juga berperan sebagai lahan yang mampu memroduksi oksigen seandainya lahannya terbukan akan melepaskan banyak CO2 di udara. Daunnya untuk atap rumah dan dinding gabah-gabah sedangkan batang sagu sangat cocok untuk membuat zero atau burekheng tempat pemeliharaan ikan gabus asli Danau Sentani. Ampas sagu juga cocok bagi pengembangan ulat sagu dan tempat tumbuh jamur sagu.
Henderita Ohee dosen Fakultas MIPA jurusan Biologi, Universitas Cenderawasih (Uncen), kandidat Phd dari Universitas Gottingen Jerman, saat ini sedang meneliti ikan pelangi Danau Sentani yang menulis disertasi Phd nya berjudul, The Ecologi of Rainbouw fish (Glossolepis incisus) and Impact of Human Activity on It’s Habitats in Sentani Lake menyebutkan fungsi tanaman sagu sangat penting bagi tempat pemijahan ikan-ikan termasuk ikan gabus asli danau Sentani (khahabei). “Saya sangat menyayangkan penimbunan di pinggiran Danau Sentani akan mempengaruhi tempat pemijahan ikan-ikan,”katanya kepada tabloidjubi.com belum lama ini di Fakultas MIPA, Jurusan Biologi Universitas Cenderawasih (Uncen).
Danau Sentani memiliki tiga jenis ikan Pelangi Danau Sentani antara lain (1) Chilatherina Sentaniensis (Ikan Pelangi Sentani); (2) Glosolepis incicus(Ikan Pelangi Merah) dan (3) Chilatherina fasciata. Menurut Ekologi Papua(hal 352) ikan pelangi dari Suku Melanotaeniidae adalah kelompok endemik Papua yang utama terdiri dari 30 jenis.
Henny Ohee menyebutkan aktivitas manusia di daratan sekitar Danau Sentani telah memberikan pengaruh terhadap dengan berubahnya kualitas lingkungan dari beberapa parameter air. Parameter air seperti phosphate, BOD and COD sudah sangat tinggi di beberapa lokasi di Danau Sentani.
Ohee menambahkan ikan pelangi merah(G Incicus) di lokasi penelitian ditemukan sudah melimpah pada daerah dengan substrat berbatu-batu di sekitar tanaman air dan akar-akar tanaman. Dikatakan kelimpahan ikan ini lebih tinggi ditemukan pada saat awal musim hujan.
Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi menurunnya jenis-jenis ikan asli Danau Sentani lanjut Henny Ohee masuknya jenis ikan-ikan baru. Namun kata dia masuknya ikan jenis baru yang ditemukan di habitat ikan pelangi menariknya justru mendukung kelimpasan ikan pelagi merah di Danau Sentani. Selain itu ditemukan pula ikan jenis asli Danau Sentani seperti gabus merah(Giurus margaritaceus) di habitat yang sama tidak ada pengaruhnya sebesar ikan pelangi merah.
Namun yang jelas letak Danau Sentani di tengah dua wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura tak lepas pula dari ancaman terutama bagi kelangsungan hidup habitat termasuk manusia di sekitarnya. Ancaman yang termasuk kategori umum meliputi perubahan fisik habitat, pemanfaatan sumber daya alam biotik dan jenis-jenis invasif.
Punahnya ikan jenis hiu gergaji (Pristis microdon) Danau Sentani karena penggunaan jaring insang yang berlebihan hingga menyebabkan hilangnya ikan hiu gergaji. Diperkirakan ikan hiu gergaji terkahir ditemukan sekitar 1978 hingga kini sudah jarang ditemukan.
Selain itu, punah ikan jenis asli selain perubahan fisik habitat karena aktifitas pembanguan(penimbunan jalan dan sebagainya) juga karena masuknya jenis-jenis ikan baru seperti ikan Gabus Toraja (Channa striata) jenis dari marga Channa sangat rakus dan merupakan predator yang efektif. Ikan lohan juga termasuk predator yang mengurangi populasi ikan gabus asli Danau Sentani.
Di danau ini terdapat 30 spesies ikan air tawar dan empat di antaranya merupakan endemik danau sentani yaitu ikan gabus danau sentani (Oxyeleotris heterodon), Ikan Pelangi Sentani (Chilatherina sentaniensis), Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus) dan Hiu gergaji (Pristis microdon).
Yang jelas buku Ekologi Papua menyebutkan dari semua habitat perairan air tawar di Papua, Danau Sentani mungkin yang paling terancam kondisinya karena lokasinya berdekatan dengan pusat kota Jayapura dan Sentani. Akibatnya ikan-ikan jenis aslinya terancam penangkapan yang berlebihan dan pencemaran. Danau ini juga mengalami banyak tekanan yaitu introduksi ikan-ikan jenis asing.(Jubi/Dominggus A Mampioper)
Jayapura, (22/11)—Status tanah di pinggir Danau Sentani terutama dari Kampung Nendali sampai Kampung Telaga Maya, yang kini terkena proyek pelebaran jalan ternyata sudah beralih kepemilikan lahan. Lokasi atau lahan tersebut sudah dibeli dari orang Sentani ke pemilik baru pengusaha dari Kota Jayapura, CV Bintang Mas. Tak heran kalau masyarakat hanya meminta kalau boleh material tanah agar ditimbun ke areal permukiman mereka yang kebetulan berada di pinggiran Danau Sentani.
Hal diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Papua, Jansen Monim kepada wartawan di Jayapura belum lama ini.” Masyarakat meminta batu-batu untuk dijual untuk menambah pendapatan mereka,”katanya seraya menambahkan ondoafi yang meminta agar material tanah langsung dibuang ke pinggiran Danau Sentani, sebab mereka mau membangun rumahnya.
Bahkan Jansen Monim menyebut pohon sagu yang terdapat di pinggir Danau Sentani, ada dua jenis tanaman sagu, masing-masing sagu yang bisa dikonsumsi oleh manusia dan sagu yang hanya dimakan binatang atau hewan. Apalagi masyarakat yang meminta untuk menimbun kawasan sagu di tepian Danau Sentani.
Justru Jansen Monim balik menuding ke pihak LSM yang memrotes pembuangan material ke tepian Danau Sentani. “Jangan LSM ribut mulai sekarang, kenapa tidak setahun yang lalu saat baru mulai ditimbun,”kata Jansen Monim kepada wartawan Bintang Papua, Kamis (22/11). Sebaliknya pihak LSM Lingkungan menanyakan soal AMDAL atau Analisa Mengenai Dampak Lingkungan tentang pembuangan material tanah. Lien Maloali salah satu aktivisi LSM balik bertanya soal sosialisasi program penimbunan dalam AMDAL. Mengenai AMDAL ternyata Jansen Monim enggan berkomentar.
Mengapa Sagu begitu penting bagi ekosistem Danau Sentani? Kalau di daerah Teluk Youtefa hutan bakau dianggap sangat memegang peran bagi kelangsungan makluk hidup dan tempat pemijahan telur-telur ikan dan habitatnya di seputar Teluk Youtefa. Begitupula di Kabupaten Bintuni dan sekitarnya yang punya lahan hutan bakau terluas di Asia.
Hutan bakau atau mangrove secara tradisional banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan, tempat berlindung, diambil kayunya, bahan bakar dan obat-obatan. Mangrove merupakan daerah asupan penting dan tempat berbiaknya bagi berbagai jenis ikan, reptil,burung, krustasea, kerang dan mamalia; juga sebagai tempat akumulasi sedimen, bahan terkontaminasi, karbon dan zat hara; perlindungan terhadap erosi pesisir.(Ekologi Papua, hal-448)
Peran hutan bakau tak jauh bedanya dengan peran dusun sagu, sebagai tempat pemijahan ikan termasuk pula ikan jenis asli Danau Sentani, Khahabei. Hutan sagu juga berperan sebagai lahan yang mampu memroduksi oksigen seandainya lahannya terbukan akan melepaskan banyak CO2 di udara. Daunnya untuk atap rumah dan dinding gabah-gabah sedangkan batang sagu sangat cocok untuk membuat zero atau burekheng tempat pemeliharaan ikan gabus asli Danau Sentani. Ampas sagu juga cocok bagi pengembangan ulat sagu dan tempat tumbuh jamur sagu.
Henderita Ohee dosen Fakultas MIPA jurusan Biologi, Universitas Cenderawasih (Uncen), kandidat Phd dari Universitas Gottingen Jerman, saat ini sedang meneliti ikan pelangi Danau Sentani yang menulis disertasi Phd nya berjudul, The Ecologi of Rainbouw fish (Glossolepis incisus) and Impact of Human Activity on It’s Habitats in Sentani Lake menyebutkan fungsi tanaman sagu sangat penting bagi tempat pemijahan ikan-ikan termasuk ikan gabus asli danau Sentani (khahabei). “Saya sangat menyayangkan penimbunan di pinggiran Danau Sentani akan mempengaruhi tempat pemijahan ikan-ikan,”katanya kepada tabloidjubi.com belum lama ini di Fakultas MIPA, Jurusan Biologi Universitas Cenderawasih (Uncen).
Danau Sentani memiliki tiga jenis ikan Pelangi Danau Sentani antara lain (1) Chilatherina Sentaniensis (Ikan Pelangi Sentani); (2) Glosolepis incicus(Ikan Pelangi Merah) dan (3) Chilatherina fasciata. Menurut Ekologi Papua(hal 352) ikan pelangi dari Suku Melanotaeniidae adalah kelompok endemik Papua yang utama terdiri dari 30 jenis.
Henny Ohee menyebutkan aktivitas manusia di daratan sekitar Danau Sentani telah memberikan pengaruh terhadap dengan berubahnya kualitas lingkungan dari beberapa parameter air. Parameter air seperti phosphate, BOD and COD sudah sangat tinggi di beberapa lokasi di Danau Sentani.
Ohee menambahkan ikan pelangi merah(G Incicus) di lokasi penelitian ditemukan sudah melimpah pada daerah dengan substrat berbatu-batu di sekitar tanaman air dan akar-akar tanaman. Dikatakan kelimpahan ikan ini lebih tinggi ditemukan pada saat awal musim hujan.
Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi menurunnya jenis-jenis ikan asli Danau Sentani lanjut Henny Ohee masuknya jenis ikan-ikan baru. Namun kata dia masuknya ikan jenis baru yang ditemukan di habitat ikan pelangi menariknya justru mendukung kelimpasan ikan pelagi merah di Danau Sentani. Selain itu ditemukan pula ikan jenis asli Danau Sentani seperti gabus merah(Giurus margaritaceus) di habitat yang sama tidak ada pengaruhnya sebesar ikan pelangi merah.
Namun yang jelas letak Danau Sentani di tengah dua wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura tak lepas pula dari ancaman terutama bagi kelangsungan hidup habitat termasuk manusia di sekitarnya. Ancaman yang termasuk kategori umum meliputi perubahan fisik habitat, pemanfaatan sumber daya alam biotik dan jenis-jenis invasif.
Punahnya ikan jenis hiu gergaji (Pristis microdon) Danau Sentani karena penggunaan jaring insang yang berlebihan hingga menyebabkan hilangnya ikan hiu gergaji. Diperkirakan ikan hiu gergaji terkahir ditemukan sekitar 1978 hingga kini sudah jarang ditemukan.
Selain itu, punah ikan jenis asli selain perubahan fisik habitat karena aktifitas pembanguan(penimbunan jalan dan sebagainya) juga karena masuknya jenis-jenis ikan baru seperti ikan Gabus Toraja (Channa striata) jenis dari marga Channa sangat rakus dan merupakan predator yang efektif. Ikan lohan juga termasuk predator yang mengurangi populasi ikan gabus asli Danau Sentani.
Di danau ini terdapat 30 spesies ikan air tawar dan empat di antaranya merupakan endemik danau sentani yaitu ikan gabus danau sentani (Oxyeleotris heterodon), Ikan Pelangi Sentani (Chilatherina sentaniensis), Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus) dan Hiu gergaji (Pristis microdon).
Yang jelas buku Ekologi Papua menyebutkan dari semua habitat perairan air tawar di Papua, Danau Sentani mungkin yang paling terancam kondisinya karena lokasinya berdekatan dengan pusat kota Jayapura dan Sentani. Akibatnya ikan-ikan jenis aslinya terancam penangkapan yang berlebihan dan pencemaran. Danau ini juga mengalami banyak tekanan yaitu introduksi ikan-ikan jenis asing.(Jubi/Dominggus A Mampioper)