(www.iktiologi-indonesia.org, 28-11-2012)
Dalam perjalanan ini de Beaufort mengabadikan nama satu jenis ikan sebagai tanda penghargaan pada istrinya Chaterine yang menyertainya dalam ekspedisi ini (de Beaufort, 1913). Nama ikan tersebut adalah Melanotaenia chaterinae, satu jenis ikan pelangi dari Pulau Waigeo.
Hampir dua puluh tahun kemudian, tahun 1929 ekspedisi Crane Pacific melakukan koleksi di New Guinea, New Hebrides, Kepulauan (Kep.)Tuamotu, Kep. Society, Pulau Waigeu, Kep. Fiji, Kep. Solomon dan Kep. Marquesas. Sebagian besar spesimennya dibawa ke University Stanford dan dilaporkan oleh Herre (1935 & 1936). Koleksi ikan selanjutnya di wilayah ini adalah hasil dari Ekspedisi New Guinea Richard Archbold 1938-1939, koleksinya disimpan di The American Museum of Natural History dan ditulis oleh Nichols (1940).
Baca info selengkapnya disini
Gambar 2. Ikan pelangi dari Kaimana yang berpotensi sebagai ikan hias, Melanotaenia ammeri (foto oleh: Renny K.H.)
Tulisan tentang biodiversitas ikan di wilayah Papua diawali oleh Max Weber (1907). Selanjutnya, ekspedisi dilakukan oleh de Beaufort yang meneliti keanekaragaman jenis ikan di wilayah Papua pada tahun 1909-1910.Dalam perjalanan ini de Beaufort mengabadikan nama satu jenis ikan sebagai tanda penghargaan pada istrinya Chaterine yang menyertainya dalam ekspedisi ini (de Beaufort, 1913). Nama ikan tersebut adalah Melanotaenia chaterinae, satu jenis ikan pelangi dari Pulau Waigeo.
Hampir dua puluh tahun kemudian, tahun 1929 ekspedisi Crane Pacific melakukan koleksi di New Guinea, New Hebrides, Kepulauan (Kep.)Tuamotu, Kep. Society, Pulau Waigeu, Kep. Fiji, Kep. Solomon dan Kep. Marquesas. Sebagian besar spesimennya dibawa ke University Stanford dan dilaporkan oleh Herre (1935 & 1936). Koleksi ikan selanjutnya di wilayah ini adalah hasil dari Ekspedisi New Guinea Richard Archbold 1938-1939, koleksinya disimpan di The American Museum of Natural History dan ditulis oleh Nichols (1940).
Baca info selengkapnya disini