(www.tabloidjubi.com, 21-11-2012)
Jayapura (20/11) — Puluhan aktivis lingkungan bersama puluhan warga yang mendiami Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura menggelar demo damai terkait pelebaran jalan Sentani-Abepura. Unjuk rasa berlangsung selama dua jam, termasuk meminta penimbunan Danau Sentani dihentikan.
Pantauan tabloidjubi.com, demo tersebut berlangsung sejak pukul 11.00 WIT. Pengunjuk rasa membawa sejumlah spanduk penuh tulisan. Diantaranya, Stop…Buang Timbunan ke Danau Sentani, Pembangunan…Silahkan Tapi Jangan Rusak Mata Pencaharian Kami.
Sekertaris Eksekutif Forum Kerja Sama (Foker) LSM Papua, Lien Maloali yang bertindak sebagai koordinator demo damai mengatakan, demo tersebut merupakan bentuk kepedulian dari sejumlah LSM lingkungan yang ada di kota dan kabupaten Jayapura.
“Kami lakukan aksi demo damai ini karena peduli terhadap lingkungan dan alam yang ada disekitar danau Sentani, karena adanya penimbunan di beberapa bibir danau dan juga hutan sagu yang ada, imbas dari timbunan material tanah dari penggusuran bukit dan gunung yang ada disepanjang jalan Sentani-Jayapura,” katanya kepada wartawan di Sentani, Selasa (20/11).
Menurutnya, pelebaran jalan yang dilakukan pemerintah lewat instansi teknis terkait di daerah Sentani Timur, Kabupaten Jayapura dinilai baik. Namun, hasil dari penggusuran bukit dan gunung disepanjang jalan Sentani-Jayapura yang dibuang ke beberapa titik bibir danau Sentani dan menimbun sejumlah hutan sagu tidak memperhatikan Analisis Dampak Lingkungan.
“Pembangunan itu baik, pelebaran jalan juga untuk kepentingan kita semua. Tapi, ada baiknya material tanah dari hasil penggerukan atau penggusuran bukit dan gunung disepanjang jalan Sentani-Jayapura dibuang ketempat yang tepat. Lakukan AMDAL dan tanya kepada warga setempat apakah hal ini tidak akan mengganggu sumber mata pencaharian mereka terhadap Sagu dan ikan di danau Sentani,” tegasnya.
Sebenarnya sudah pernah ditanyakan secara pribadi kepada pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Asisten II, Jack Ayamiseba. “Dan jawabanya adalah pelebaran jalan Sentani-Jayapura merupakan proyek nasional, dan hal ini sudah dikerjakan beberapa tahun belakangan ini,” kata Lien.
Darvis, penanggung jawab proyek BIP yang ditugaskan melakukan pelebaran mengaku, para ondoafi dan dinas pekerjaan umum kabupaten Jayapura juga sudah meminta agar material tanah yang diambil jangan dibuang sembarangan di kedanau. Namun, warga pemilik tanah mendesak agar tanah dibuang ke pinggiran danau.
Dalam aksi demo damai tersebut, terlihat anak-anak kecil yang memegang pamflet kertas dengan berbagai tulisan yang meminta penimbunan tidak dibuang di Danau Sentani sebagai tempat mata pencaharian orang tua mereka.
Selain itu, Ketua Forum Perjungan Keadilan HAM dan Lingkungan Hidup Papua, Hendrik Palo, terus melakukan orasi singkat di pinggir jalan Telaga Maya, Sentani.
“Intinya kami meminta pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta kontraktor untuk tidak membuang timbunan atau tanah pelebaran jalan ke danau sentani, disamping mempertanyakan AMDAL yang telah dikeluarkan oleh pihak terkait untuk pengerjaan dan pelebaran jalan tersebut,” tandasnya. (Jubi/Eveerth Joumilena)
Jayapura (20/11) — Puluhan aktivis lingkungan bersama puluhan warga yang mendiami Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura menggelar demo damai terkait pelebaran jalan Sentani-Abepura. Unjuk rasa berlangsung selama dua jam, termasuk meminta penimbunan Danau Sentani dihentikan.
Pantauan tabloidjubi.com, demo tersebut berlangsung sejak pukul 11.00 WIT. Pengunjuk rasa membawa sejumlah spanduk penuh tulisan. Diantaranya, Stop…Buang Timbunan ke Danau Sentani, Pembangunan…Silahkan Tapi Jangan Rusak Mata Pencaharian Kami.
Sekertaris Eksekutif Forum Kerja Sama (Foker) LSM Papua, Lien Maloali yang bertindak sebagai koordinator demo damai mengatakan, demo tersebut merupakan bentuk kepedulian dari sejumlah LSM lingkungan yang ada di kota dan kabupaten Jayapura.
“Kami lakukan aksi demo damai ini karena peduli terhadap lingkungan dan alam yang ada disekitar danau Sentani, karena adanya penimbunan di beberapa bibir danau dan juga hutan sagu yang ada, imbas dari timbunan material tanah dari penggusuran bukit dan gunung yang ada disepanjang jalan Sentani-Jayapura,” katanya kepada wartawan di Sentani, Selasa (20/11).
Menurutnya, pelebaran jalan yang dilakukan pemerintah lewat instansi teknis terkait di daerah Sentani Timur, Kabupaten Jayapura dinilai baik. Namun, hasil dari penggusuran bukit dan gunung disepanjang jalan Sentani-Jayapura yang dibuang ke beberapa titik bibir danau Sentani dan menimbun sejumlah hutan sagu tidak memperhatikan Analisis Dampak Lingkungan.
“Pembangunan itu baik, pelebaran jalan juga untuk kepentingan kita semua. Tapi, ada baiknya material tanah dari hasil penggerukan atau penggusuran bukit dan gunung disepanjang jalan Sentani-Jayapura dibuang ketempat yang tepat. Lakukan AMDAL dan tanya kepada warga setempat apakah hal ini tidak akan mengganggu sumber mata pencaharian mereka terhadap Sagu dan ikan di danau Sentani,” tegasnya.
Sebenarnya sudah pernah ditanyakan secara pribadi kepada pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Asisten II, Jack Ayamiseba. “Dan jawabanya adalah pelebaran jalan Sentani-Jayapura merupakan proyek nasional, dan hal ini sudah dikerjakan beberapa tahun belakangan ini,” kata Lien.
Darvis, penanggung jawab proyek BIP yang ditugaskan melakukan pelebaran mengaku, para ondoafi dan dinas pekerjaan umum kabupaten Jayapura juga sudah meminta agar material tanah yang diambil jangan dibuang sembarangan di kedanau. Namun, warga pemilik tanah mendesak agar tanah dibuang ke pinggiran danau.
Dalam aksi demo damai tersebut, terlihat anak-anak kecil yang memegang pamflet kertas dengan berbagai tulisan yang meminta penimbunan tidak dibuang di Danau Sentani sebagai tempat mata pencaharian orang tua mereka.
Selain itu, Ketua Forum Perjungan Keadilan HAM dan Lingkungan Hidup Papua, Hendrik Palo, terus melakukan orasi singkat di pinggir jalan Telaga Maya, Sentani.
“Intinya kami meminta pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta kontraktor untuk tidak membuang timbunan atau tanah pelebaran jalan ke danau sentani, disamping mempertanyakan AMDAL yang telah dikeluarkan oleh pihak terkait untuk pengerjaan dan pelebaran jalan tersebut,” tandasnya. (Jubi/Eveerth Joumilena)