(Majalah TROPIKA, www.conservation.or.id, 10-02-2010)
Oleh: Albert Satyadharma
Cahaya bulan purnama yang terang tidak mampu untuk menerangi jalan yang kami lalui, tertahan oleh dedaunan yang rapat menutupi. Hanya dengan bantuan lampu senter kami dapat menembus gelapnya hutan tropis. Dengan perlahan kami mendaki jalan yang terjal, semakin dekat dengan perangkap yang telah terpasang dari siang hari. Semua berharap agar perjalanan yang melelahkan ini tidak sia-sia, dan apa yang kami tunggu masuk ke dalam perangkap yang telah disiapkan.
Saat itu, kami sedang berada di kawasan cagar alam Krau yang terletak di tengah semenanjung Malaysia. Kawasan ini berupa hutan tropis seluas 60 hektar dan telah berumur lebih dari 30 juta tahun. Saya bersama beberapa teman menjadi sukarelawan selama 13 hari untuk membantu kegiatan para peneliti di sana. Obyek penelitian kami adalah kelelawar. Tujuan dari penelitian ini untuk melestarikan kelelawar dengan memahami bagaimana habitat yang cocok untuk mereka. Penelitian ini sangat penting, bukan hanya bagi kelelawar, juga untuk kita. Karena ternyata kelelawar itu banyak gunanya dalam menjaga keseimbangan alam kita. Nah, baru tahu kan? Saya juga baru tahu setelah mengikuti penelitian ini.Kelelawar yang tertangkap akan didata berdasarkan jenis, berat, dan umurnya. Contoh jaringan sayap juga diambil untuk diteliti labih lanjut DNA-nya. Setiap dua minggu sekali ada beberapa kelelawar yang dipasangi radio pemancar yang sangat kecil, sehingga kita dapat mengetahui daerah jelajahnya.
Persepsi orang mengenai kelelawar kebanyakan negatif. Kelelawar sering dianggap hama dan berbahaya. Malahan ada teman saya dari Mesir yang ikut di penelitian ini mengatakan dia sewaktu kecil di sekolah diajari bahwa kelelawar itu biasanya hinggap di muka dan menghisapnya sampai habis.
Sebenarnya kelelawar tidak lebih berbahaya dari anjing, kucing, kera, sapi, kuda dan hewan lainnya. Hewan-hewan tersebut juga akan menggigit atau menunjukkan sikap bermusuhan bila tidak kenal dengan kita atau merasa terancam. Namun banyak yang belum mengetahui manfaat kelelawar bagi kehidupan kita.
Dari jenis makanannya, kebanyakan kelelawar adalah pemakan serangga. Walaupun ada juga yang memakan buah dan madu, serta hewan-hewan kecil seperti tikus dan ikan.
Kelelawar pemakan serangga dapat menjadi pengendali populasi serangga karena mereka dapat makan ratusan serangga hanya dalam waktu satu jam. Dalam satu malam, berat serangga yang mereka makan dapat mencapai berat tubuh mereka. Satu koloni besar kelelawar dapat menghabiskan beberapa ton serangga hanya dalam waktu semalam! Tentunya ini kabar yang sangat menggembirakan bagi para petani yang harus menghabiskan uang untuk membasmi serangga pengganggu tanaman. Belum lagi nyamuk yang dapat membahayakan keselamatan kita.
Yang menarik dari jenis pemakan serangga ini adalah kemampuan mereka untuk mengidentifikasi benda-benda disekitar, termasuk mangsanya dengan pantulan atau gema suara mereka (echolocation). Suara yang mereka keluarkan bernada sangat tinggi (hypersonic) yang tidak dapat terdengar oleh telinga manusia. Cara ini juga dilakukan oleh lumba-lumba dan paus.
Kelelawar pemakan buah dan madu membantu penyebaran biji dan penyerbukan bunga. Biji dari buah yang dimakan kelelawar akan dibuang di tempat yang jauh dari pohon asalnya. Buah yang dimakan oleh kelelawar hanya buah yang sudah sangat matang. Jadi petani tidak perlu khawatir tanaman buah mereka dihabiskan oleh kelelawar. Karena biasanya petani sudah memetik buah-buahan tersebut sebelum sangat matang. Jadi hanya buah-buahan yang tertinggal di pohon yang akan dimakan.
Penyerbukan bunga terbantu oleh keberadaan kelelawar pemakan madu. Sewaktu mereka memasukkan kepalanya ke dalam kelopak bunga untuk memakan madu, serbuk benang sari bunga tersebut akan menempel di bulu kelelawar dan membuahi bunga berikutnya yang dikunjungi oleh si kelelawar.
Di daerah tropis, ada kira-kira 300 tanaman yang pembuahannya tergantung oleh kelelawar. Banyak buah-buahan tersebut merupakan konsumsi kita sehari-hari. Contohnya, pisang, durian, petai, alpokat, mangga, jambu mede, cengkeh, dan bahkan tequila! Untuk sekedar info, bisnis durian di Asia Tenggara mencapai nilai 120 juta dolar Amerika setahun. Jadi, kelelawar juga memiliki nilai ekonomis.
Diperkirakan, 95% dari regenerasi hutan dilakukan oleh kelelawar jenis pemakan buah dan madu. Apakah ada kelelawar pemakan darah? Memang ada, namun dari 925 jenis kelelawar yang diketahui, hanya ada 3 jenis yang memakan darah. Tapi kita tidak perlu khawatir, karena mereka hanya ada di Amerika Tengah dan Selatan. Dengan giginya yang tajam seperti silet, mereka melukai korbannya yang sedang tidur, kemudian menjilati darah yang menetes dari luka.
Besar tubuh kelelawar juga berbeda-beda. Ada yang cuma 3 cm, ada juga yang mencapai 50 cm. Bahkan ada yang rentang sayapnya mencapai satu meter.
Sarang yang populer untuk kelelawar adalah gua. Ada juga yang tinggal di lubang pada batang pohon, di bawah daun yang besar, atau menggelantung di dahan pohon. Di kota, kita mungkin menjumpai mereka di bawah jembatan, rumah yang kosong, dan tempat-tempat tersembunyi lainnya.
Meskipun tampaknya kelelawar hidup di berbagai tempat, namun sekali mereka beradaptasi dengan lingkungannya, mereka tidak dapat tinggal di tempat lain yang kondisi lingkungannya berbeda. Jadi bila lingkungannya kita usik, kemungkinan besar mereka tidak akan dapat bertahan hidup.
Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang benar-benar dapat terbang. Namun struktur sayapnya berbeda dengan burung. Sayap kelelawar terbentuk dari jari-jari yang memanjang dan dihubungkan dengan selaput tipis.
Penelitian kelelawar telah memberikan sumbangan besar dalam pengembangan sistem navigasi untuk orang buta, pengendalian kelahiran, inseminasi buatan, pembuatan vaksin, pengujian obat-obatan, dan prosedur pembedahan di tempat bersuhu rendah. Bahkan dari jenis kelelawar pemakan darah kini dipelajari kandungan air liurnya yang dapat mencegah penggumpalan darah di jantung.
Kotoran kelelawar juga dapat digunakan sebagai pupuk. Di Amerika, kotoran kelelawar dari satu gua dengan koloni yang besar dapat dijual seharga 6 juta dolar.
Jadi, setelah mengetahui betapa bergunanya kelelawar, saya berharap kita semua dapat menjaga kelestariannya dengan menjaga kelestarian habitatnya, seperti gua dan hutan.
Penulis adalah Assistant Vice President HSBC Indonesia. Perjalanan penulis sepenuhnya disponsori oleh HSBC, bekerja sama dengan Earthwatch Institute.
HSBC telah berada di Indonesia selama 121 tahun dan memiliki lebih dari 9700 cabang dengan lebih dari 110 juta nasabah di seluruh dunia.
Earthwatch Institute adalah organisasi global, bukan pemerintah, yang mendukung penelitian ilmiah dengan menempatkan sukarelawan di lapangan untuk bekerja bersama para ilmuwan.