Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

27 March 2010

Nasional : Maleo Terancam Punah


(www.kompas.com, 26-03-2010)
MANADO, KOMPAS.com — Sejumlah ahli satwa nasional menyatakan prihatin atas menurunnya populasi burung maleo 20 tahun terakhir. Mereka mendesak pemerintah mencegah kepunahan satwa langka itu.

Dalam konferensi internasional mengenai maleo di Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (24/3/2010), sejumlah ahli satwa menyatakan, perlindungan terhadap maleo adalah hal mendesak mengingat maraknya perburuan maleo oleh masyarakat.

John Tasirin, Ketua Kelompok Kerja Maleo di Sulawesi Utara, mengatakan, maleo tergolong satwa liar yang endemik (hanya hidup di suatu lokasi tertentu saja) di dataran Sulawesi, lebih khusus di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. "Perlu ada tindakan tegas kepada orang yang berburu maleo," ujar John.

Populasi maleo turun drastis dalam beberapa dekade terakhir dari sekitar 25.000 menjadi kurang dari 14.000 ekor. Aktivitas pengumpulan telur adalah penyebab utamanya dan ini mengakibatkan menghilangnya maleo dari sejumlah tempat di Sulawesi. Sekarang, maleo dikategorikan "terancam punah" (endangered).

Maleo hidup di hutan hujan tropis Sulawesi dan menimbun telurnya di tanah yang hangat atau di pantai yang terpapar panas matahari. Masyarakat lokal mengumpulkan telur untuk dikonsumsi, diperdagangkan, dan dijadikan cendera mata.

Daerah sebaran yang terbatas dan perilaku peneluran yang unik menjadikan maleo simbol satwa liar Sulawesi. Gambar dan kata maleo telah menghiasi prangko, kartu telepon, nama jalan, nama perusahaan, bahkan nama mobil nasional. Saat ini, maleo telah menjadi target wisata utama para pencinta satwa dan alam liar.

John mengatakan, ancaman kepunahan maleo didengungkan pertama kali pada 1949. Hal itu dilanjutkan dan dipertegas dalam program konservasi maleo pada 1978 di Panua (Gorontalo), di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara) tahun 1985, dan kemudian di Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah) 1990.

Tahun ini, Kelompok Kerja Maleo Indonesia berinisiatif melaksanakan Konferensi Internasional Maleo yang pertama untuk memberikan landasan pengelolaan konservasi maleo bagi lembaga swadaya masyarakat, badan pemerintah, dan masyarakat luas. Konferensi ini merupakan upaya diseminasi 25 tahun konservasi maleo di dunia. (zal)