(www.kompas.com, 18-01-2010)
JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi nonpemerintah Greenomi cs Indonesia meragukan data proyeksi penurunan pembalakan liar berkait mitigasi perubahan iklim. Kementerian Kehutanan menargetkan pembalakan liar turun 533,3 persen dari 3.168 meter kubik tahun 2010 menjadi 594 meter kubik kayu sebagai upaya menurunkan e misi 26 persen tahun 2020.
Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi di Jakarta, Senin (18/1/2010), mengungkapkan, data tersebut tidak masuk akal. Dia meminta Kementerian Kehutanan menarik data itu dan menetapkan target dengan dasar yang lebih realistis.
"Apabila data itu dihitung berdasarkan sistem tebang pilih, maka selama tahun 2010 sampai 2020 pembalakan liar hanya terjadi di areal seluas 1 hektar per tahun per provinsi di Indonesia. Angka ini jelas tak masuk akal," ujar Elfian.
Menurut Elfian, pemerintah harus memakai data yang lebih akurat untuk menetapkan proyeksi program kehutanan untuk mitigasi perubahan iklim. "Data Kementerian Kehutanan itu cermin dari tidak akuratnya data kehutanan Indonesia," imbuh Elfian.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbagai forum internasional menyatakan, Indonesia bertekad mengurangi emisi 26 persen tahun 2020 dengan upaya sendiri dan 41 persen apabila mendapat dukungan dari negara lain. Sebanyak 14 persen dari 26 persen itu berasal dari sektor kehutanan.
Tiga langkah
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang dihubungi di Madiun, Jawa Timur, menyatakan, pemerintah menyiapkan tiga langkah mencapai target itu. Pertama, mengurangi laju penggundulan hutan yang kini tinggal 1,08 juta hektar per tahun. Kedua, penanaman kembali hutan yang rusak 500.000 hektar per tahun lewat program restorasi, hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan, dan hutan desa di daerah aliran sungai. Ketiga, pengembangan hutan tanaman industri di kawasan tidak berhutan.
Degradasi luas hutan Indonnesia sangat mengkhawatirkan. Zulkifli mengatakan, luas hutan primer kini tinggal 23 persen dari 71 persen. Hutan seluas 48 juta hektar kini dalam kondisi rusak.
Kementerian Kehutanan akan meningkatkan kerja sama dengan TNI/Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat u ntuk mempersempit ruang gerak mafia pembalakan liar. Pemerintah juga terus mengembangkan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar dan dalam kawasan hutan.
Menurut Zulkifli, penggundulan hutan legal maupun ilegal secara alamiah akan be rkurang karena luas hutan yang memang sudah berkurang. Untuk itu, pemerintah yakin dalam lima tahun ke depan laju penanaman pohon kembali akan lebih cepat daripada penggundulan hutan.
"Dengan skenario (tiga langkah) ini sudah dihitung pada tahun 2020 sektor kehutanan mampu mengurangi emisi 26 persen. Lebih tinggi dari yang ditargetkan 14 persen dari kehutanan," ujar Zlukifli.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP