TIMIKA – Kegiatan pembinaan kepada warga nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Mimika diharapkan tidak diproyekkan. Hal itu bertujuan agar program pembinaan bisa berlangsung secara berkesinambungan setiap tahun anggaran. Permintaan itu disampaikan H. Kudus, salah satu pengusaha ikan yang selama ini beroperasi di wilayah Pantai Selatan kepada Radar Timika, Rabu (23/4)."Tidak akan berhasil jika kegiatan pembinaan kepada warga pesisir diproyekkan. Programnya juga jangan setengah hati, dan lebih mengutamakan kepentingan dompet pribadi,"ujar H. Kudus saat ditemui di kediamannya.
Menurutnya, fakta yang terjadi di lapangan, hampir setiap program yang diproyekan tidak pernah ada kelanjutan, sehingga hasilnya tidak bermanfaat maksimal untuk masyarakat.
"Bagaimana mungkin bisa berhasil, kalau setiap tahun programnya berubah-ubah,"tuturnya. Ia mencontohkan, program pembuatan jaring, belum dipahami betul oleh warga nelayan sudah diganti dengan program lain."Pemahaman warga tidak 100 persen, hanya sebagian kecil alias hanya di kulit saja. Jika cara ini terus berlanjut maka sia-sia semua program yang pembiayaan didanai menggunakan uang negara,"tandas Kudus yang sudah hidup bersama dengan warga nelayan sejak tahun 1980.
Sementara itu saat disinggung soal keluhan warga Hiripua sampai Pomauko yang tidak lagi menjual hasil laut (Baca Radar Timika edisi, Rabu 23/4) Menurut Kudus, adanya pengusaha yang terpaksa menghentikan pembelian ikan langsung kepada warga, dikarenakan terjadi persaingan tidak sehat.
"Saya sudah hidup lama dengan warga Kamoro sehingga saya tahu benar keadaan dan keinginan mereka. Tapi saya terpaksa tidak lagi berdaya untuk memberikan yang terbaik, karena kemampuan yang saya miliki telah diambil dengan cara yang tidak wajar,"jelasnya. (krg).