(www.cenderawasihpos.com, 01-04-2008)
SARMI-Bupati Sarmi Drs.Eduard Fonataba, MM, melakukan panen perdana tanamana padi seluas 10 Ha di Kampung Rumsersari Distrik Bonggo Kabupaten Sarmi. Selain bupati, hadir pula Sekda Ir. Alberthus Suripno dan Plt. Kadinas Pertanian Marthen Luther Sefa.Dalama panen perdana tersebut, Bupati Eduard Fonataba merasa bangga dan mengajak semua masyarakat Bonggo khususnya dan Kabupaten Sarmi umumnya untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan akan apa yang sudah terjadi di daerah tersebut.Selain meminta warganya untuk senanatiasa menaikan syukur kepada Tuhan, bupati juga mengajak k masyarakat untuk tidak bosan-bosannya menanam kakao. Dalam kakao ada kehidupan generasi kita”, ujar bupati yang berharap target 500 pohon kakao tiap KK bisa terealisir 100 persen di tahun ini.Tidak hanya kakao yang dijadikan komoditi unggulan, namun Bupati Eduard Fonataba juga menegaskan telah ditetapkan beberapa kebijakan dibidang pertanian dengan melihat karakteristik geografis dan kondisi tanah masing-masing distrik. “Kita tanam kakao dan di sela-selanya kita bisa tanam kacang ijo, kacang tanah, atau jagung, dengan demikian kakaonya sehat, tanaman juga menghasilkan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari,”tandasnya.
Kampung Rimsersari sendiri merupakan salah satu kampung yang dijadikan percontohan budi daya tanaman padi IR 64 di Distrik Bonggo dan Bonggo Timur. Melalui program ini menurut Kepala Kampung Rimsersari, Beny Howay, areal yang sudah siap panen adalah seluas 10 hektar.“Padi yang siap panen seluas 10 hektar. Tapi kami belum punya mesin penggiling padi sehingga kami akan olah secara tradisional saja dulu, atau tidak di bawa ke Jayapura.Selama ini padi (gabah) dibeli dengan harga Rp. 3.500 perkg dan 1 hektar bisa di dapat produksi kurang lebih 4 kwintal”, jelas Beny Howay.Selain padi masyarakat Rimsersari (SP VII) juga ada mengusahakan sejumlah tanaman holtikultura khususnya sayur – sayuran, yang selama ini tidak mengalami kesulitan untuk memasarkannya karena perusahaan HPH yang beroperasi di Distrik Bonggo masih mampu menampung hasil produksi mereka.Bupati Sarmi melalui Plt. Kadinas Pertanian Marthen Luther Sefa menjelaskan bahwa selain Kampung Rimsersari dan Kampung Bebon Jaya seluas 13 hektar yang dijadikan percontohan pembudidayaan padi dengan pola Tanpa Olahan Tanah (TOT) beberapa kampung lainnya juga sudah membudidayakan padi jenis IR 64 ini secara swadaya.
“Bonggo adalah lokomotif dari gerbong panjang bernama Sarmi, bila pertanian dan perkebunan di Sarmi ini berjalan bagus akan berpengaruh terhadap distrik lainnya, karena petani yang bermukim di Bonggo sudah memiliki pengetahuan yang cukup sehingga bisa lebih cepat berhasil”, ujar bupati.(ist)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP