(www.cenderawasihpos.com, 13-02-2008)
KEEROM-Petani kelapa sawit di Kabaupaten Keerom yang tergabung dalam Forum Peduli Nasib Petani Kelapa Sawit (FPNPKS) resah. Keresahan para pertani tersebut disebabkan adanya pembatasan penganagkutan tandan buah segar ke pabrik sebagaimana tertuanag dalam surat pemberitahuan dari PT.Perkebunan Nusantara II tentang penetapan jadwal panen serta hasil rapat antara pihak kepada pihak Forum Peduli Nasib Petani Kelapa Sawit (FPNPKS) dan pihak PT.PN II.
Dalam surat yang telah diterima FPNPKS, dijelaskan bahwa pembatasan TBS sebagai berikut salah satunya khusus pemanen kebun plasma pada afdeling I pir hanya diwajibkan memanen dan membawa TBS sebanyak 30 ton perhari. Demiakian pula dengan pemanen kebun KKPA Arso 1 hanya diberikan kewenangan untuk mengangkut TBS ke pabrik sebanyak 7 ton perhari.
Wakil Sekretaris FPNPKS Kabupaten Keerom, Damasus Kabalen, mengatakan, persoalan pembatasan kuota panen kelapa sawit perhari oleh pihak PT.PN II, sangat meresahkan pihaknya selaku petani."Menurut perhitungan kami, pembatasan kuota panen itu sangat memberatkan para petani," ujarnya usai meninjau kondisi kelapa sawit dan usai meninjau lokasi pabarik kelapa sawit di Arso 1 Distrik Skanto, Selasa, (12/2).
Menurutnya dengan pembatasan kuota panen dan penerapan sistem POt, jelas menyebabkan petani mengalami kerugian akibat rusaknya kelapa sawit sekitar 400 ton per bulan dari hasil kuota yang dipanen setiap bulannya mencapai 1000 ton/bulan.Untuk itu Damasus mengharapkan adanya penjadwalan panen dan angkut yang tepat. Hal ini agar tidak terjadinya antrian PAO yang pada gilirannya merugikan para petani sendiri.
Ditempat terpisah, Wakil Bupati Keerom, Drs. Wahfir Kosasih, SH, mengharapakan permasalahan para petani itu tidak terulang lagi, Untuk itu tindakan yang dapat diambil pemerintah daerah yaitu membuat suatu sistem persaingan yang sehat, yang diharapkan dengan pola itu membuat masyarakat sejahtera. (nls).
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP