(www.conservation.or.id)
Setelah berbulan-bulan menyelam di laut Raja Ampat dan kawasan Teluk Cendrawasih dan menemukan berbagai spesies jenis baru pada awal Mei 2006 (lihat TROPIKA, Oktober-Desember 2006), para ilmuwan Conservation International (CI) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ternyata masih punya pekerjaan lain: mereka menggalang dana dengan cara melelang hak pemberian nama pada ikan dan karang yang mereka temukan. Cara unik ini merupakan strategi yang dilakukan oleh CI dalam rangka menarik perhatian publik dan menambah kecintaan penduduk dunia akan arti penting konservasi dan kelestarian lingkungan.
Lelang ini dilakukan di Museum Oseanografi, Monaco, atas dukungan Monaco Society dan Balai Lelang Christie’s, sebuah lembaga lelang terkenal di dunia. Acara ini dihadiri langsung oleh putra mahkota Kerajaan Monaco Pangeran Albert II.
Hasil dari pelelangan nama spesies baru sepuluh ikan karang itu, 20 September 2007 lalu, didapat dana segar sekitar 1,5 juta dollar AS. Pendanaan itu akan digunakan untuk pengembangan disiplin ilmu taksonomi yang akan dilakukan oleh LIPI dan kegiatan pendidikan dan konservasi alam Raja Ampat.
Sepuluh jenis ikan karang temuan Mark Erdmann dan Gerry Allen ini sesungguhnya merupakan sebuah sumbangan besar bagi dunia konservasi, mereka berdua memberikan hak penamaan di belakang nama genus ikan—yang secara tradisi menjadi hak mereka—dengan cara dilelang. Pemenang berhak mencantumkan namanya menggantikan nama kedua penemu itu. Harga tertinggi lelang 500.000 dollar AS, untuk genus Hemiscyllium yang menyerupai hiu bertotol yang disebut penduduk setempat dengan kalabia. Jenis ikan ini memang unik dan dapat bergerak dengan menggunakan siripnya dipermukaan tanah atau karang, sehingga terlihat berjalan. Jenis ini hanya ditemui di Teluk Cenderawasih.
Harga terendah 50.000 dollar AS (sekitar Rp 450 juta) untuk ikan dari genus Pseudanthias yang hanya ditemukan di karang dalam di Teluk Cenderawasih. Pseudanthias ini awalnya tumbuh sebagai betina dan beranjak dewasa sebagai jantan. Satu pejantan hidup dengan 20 betina.
Direktur Program Kelautan CI Indonesia Ketut Sarjana Putra mengatakan, pelelangan pertama kali itu sukses besar. Selain hasil 1,5 juta dollar AS, lelang juga sukses menjual program kunjungan langsung ke kawasan Raja Ampat dan Kaimana senilai 350.000 dollar AS. Pemenangnya Pangeran Albert II.
Peserta lelang juga membeli rencana program patroli dan penegakan hukum 100.000 dollar AS. Nama pemenang lelang akan menjadi nama kapal patroli. “Kesepakatan awal, semua hasil lelang dari spesies ikan akan digunakan untuk program kelautan di kawasan kepala burung Papua. Tidak untuk program lain,” kata Ketut. //
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP