(www.cenderawasihpos.com, 23-02-08)
JAYAPURA-General Superintendent Mine Surface Engineering PT Freeport Indonesia (PTFI), Dani Hamdani, mengatakan, pertambangan ditentukan sejauh mana informasi yang didapatkan dari alam itu sendiri, sehingga dalam menemukan sesuatu hal pada 2 tahun lalu, pihaknya telah merencanakan bahwa operasi Grasberg akan selesai tahun 2013 mendatang. Hanya saja dalam perkembangannya, dari grup geologi dan geotek telah menemukan suatu informasi baru bahwa akhirnya umur dari tambang berubah menjadi 2015.
Dikatakan, pihaknya mempunyai komitmen cukup tinggi terhadap keselamatan pekerja tambang, sebab jika dipaksakan menggunakan planing yang telah ditetapkan, maka akan berhenti pada 2013, dan hal itu akan membahayakan. Oleh karena itu, pihaknya telah mengambil suatu keputusan untuk merubah perencanaannya dan nantinya akan berhenti pada 2015 agar tambang Grasberg benar-benar aman.
"Kami telah menemukan informasi bahwa ada suatu perencanaan yang bisa menyelamatkan umur dari tambang hingga 2015 mendatang,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos usai memberikan materi pada acara Seminar dan Kuliah Umum di USTJ, Jumat (22/2).
Di bidang tenaga operasi tambang lanjutnya, pihaknya telah dinyatakan mampu, baik dalam perencanaan tambang maupun sampai kepada operasi penambangan sehari-hari. Saat ditanya terkait potensi-potensi yang ada, dikatakan, sejauh yang selama ini dilakukan pemboran-pemboran, hanya saja pemboran yang ada bukan di areal yang ada, tapi di areal yang ada sekarang ini, baik di Grasberg sendiri maupun di Underground, karena pada dasarnya pihaknya ingin membuktikan kemana penyebaran badan biji yang ada di Grasberg.
Hal ini sangat penting untuk perencanaan tambang kalau ada informasi yang menunjukkan adanya material yang bisa menyebabkan longsor, maka pihaknya dari mainplaner akan menyesuaikan dari temuan-temuan itu. Dalam arti bahwa ilmu perencanaan tambang itu tidak berhenti, tapi terus mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Tentunya untuk mengarah ke situ, butuh investasi.
"Perlu disampaikan bahwa tenaga perempuan asal Papua sudah mendominasi untuk tenaga operator, sehingga tidak ada lagi diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada isu gender,"tegasnya.
Ditambahkan, perempuan tersebut telah bekerja selama 3 kloter membawa truk-truk besar dan sistem pendidikan, serta pelatihan yang ada sudah mampu menghasilkan operator-operator perempuan, sehingga tantangan berikutnya yang dihadapi adalah planing tersebut tidak akan berhenti tapi akan terus diperbaiki untuk menuju sesuatu yang lebih baik.
"Dengan demikian bahwa bangsa kita sendiri sudah mampu melakukan itu,"katanya.
Terkait kegiatan itu, General Superintendent Environmental Support, Krisnan Isomartana, mengungkapkan materi yang disampaikan merupakan kelanjutan dari dampak lingkungan dan dampak limbah yang telah dihasilkan dari pertambangan itu sendiri, baik itu limbah tambang maupun limbah bukan limbah tambang.
Untuk limbah tambang ada yang besar dan kecil. Untuk yang besar yaitu batuan penutup yang telah digali itu besar jumlahnya dan hasil pengerukan dari pengolahan biji, dimana biji yang berguna diambil dan digunakan sebaliknya biji yang tidak berguna akan dihancurkan, sehingga telah berbentuk pasir kemudian inilah limbah tambang besar.
Dampak lainnya adalah sampah rumah tangga, ban bekas, oli bekas dan sebagainya. Kemudian itu dikelola dan pengelolahan itu jika sudah diatur, maka ada sistemnya dan telah diakui oleh auditor, maka pantas mendapatkan sertifikat ISO dari hasil pengelolahan sistem dan dampak lingkungan itu diminimalisir.
Pencemaran udara juga berdampak pada lingkungan, sehingga pihaknya telah melakukan suatu monitoring, pencemaran laut, air dan biologi yang mana uga selalu melakukan tes tentang kadar air, ikan, makluk hidup dan tumbuhan. Ditanya tentang kendala yang dihadapi dalam melakukan pengelolahan dampak lingkungan dari tambang, Ia mengatakan, sejauh ini yang masih ditemukan adalah perbedaan persepsi atau pendapat antara pemerintah pusat tentang standar-standar penerapan baku mutu yang terkadang menurut pemerintah selalu di samaratakan untuk seluruh pertambangan.
"Dampak limbah dari pertambangan dapat diolah dan bisa dimanfaatkan sesuai kadar dan fungsinya, sehingga bisa digunakan untuk berbagai macam olahan,"imbuhnya.
Menurutnya, harusnya dalam penerapan standar tersebut dapat melihat kondisi geografi dan kondisi lingkungan yang berbeda. Dengan demikian, pihaknya bertugas dan mempunyai tanggung jawab terhadap dampak yang akan ditimbulkan dari proses pertambangan kepada masyarakat sekitar tambang. Untuk itu, pihaknya berusaha agar dampak tersebut tidak besar kepada masyarakat dengan cara menampung sisa-sisa dari hasil tambang, sampah-sampah ditampung yang akan dikelola sehingga menjadi kompos, menghasilkan pupuk dan sebagian yang tidak berguna akan dikirim ke badan pengelolahan limbah yang diakui pemerintah.
Senada dengan itu, Manajer Maintenance Grasberg, Pieter Sibarani, mengatakan, materi yang akan disampaikan adalah kelanjutan dari pembahasan sebelumnya tentang perawatan peralatan operasional. Sedangkan untuk materi sekarang akan lebih fokuskan arah proses perawatan itu sendiri dan ada satu bagian dari proses perawatan itu yakni program perencanaan, karena jika kita mengetahui bahwa semua peralatan (mesin) sangat mahal harganya. Sehingga apabila peralatan tersebut mengalami kerusakan, maka PTFI akan rugi besar. Karena itu, sebelum peralatan (mesin) tersebut mengalami kerusakan, maka perlu dilakukan penjadwalan untuk perawatan. Dalam arti bahwa jumlah peralatan yang ada sangat banyak yakni ratusan peralatan yang akan di rawat atau diperbaiki sehingga sangat penting sekali dilakukan penjadwalan.
Apabila tidak dilakukan penjadwalan, maka semua sistem yang telah diatur akan bisa berantakan. Untuk itu diharapkan perlu dilakukan perawatan agar selalu dalam kondisi baik untuk dioperasikan.
Pihaknya juga mempunyai program proses penjadwalan penggantian komponen peralatan. Dikatakan, perawatan ini sangat penting karena apabila peralatan mengalami kerusakan, maka akan mengalami kerugian besar bagi PTFI, dalam arti kerusakan sehingga tidak bisa beroperasi sesuai fungsinya. "Kami telah membentuk tim, baik didatangkan dari luar negeri maupun dari dalam negeri, sehingga bisa saling tukar informasi dan belajar agar perawatan peralatan dapat berjalan baik. Oleh karena itu, apabila peralatan mengalami kerusakan, maka sangat merugikan PTFI,"tandasnya. (nal)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP