(www.radarsorong.com, 11 September 2007)
SORONG- Banyaknya sapi piaraan warga yang mati akibat diserang wabah baru yang terjadi di Distrik Ayamaru Kabupaten Sorsel sejak seminggu terakhir ini membuat warga lainnya yang juga memelihara sapi di Kota Sorong tentunya merasa was-was atas wabah tersebut. Kasubdin Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Sorong, Mulyono menanggapi masalah tersebut mengaku belum mengetahui penyebabnya apakah penyakit anthrax atau bukan masih belum pasti. Hal ini karena dalam menentukan suatu penyakit harus melalui uji laboratorium. ”Semua gejala yang ditimbulkan oleh sapi piaraan yang mati itu belum tentu sapi tersebut terinfeksi virus anthrax.
Seperti contohnya kalau orang panas tinggi itu belum tentu orang tersebut sakit malaria, begitu juga dengan gejala yang ditunjukkan oleh sapi yang mati ini,”ujarnya kepada Radar Sorong kemarin di ruang kerjanya. Diterangkan, bahwa dari mulai maraknya penyakit anthrax pada sapi dan binatang lainnya ternyata sampai sekarang di Papua khususnya Kota Sorong dan sekitarnya sama sekali belum tertular virus anthrax tersebut dan kalau bisa jangan sampai. Karena untuk virus anthrax mempunyai sifat dan gejala seperti sifat dan terjadinya akut pada semua hewan berdarah panas yang disebabkan oleh bakteri yang dapat membentuk berspora-spora tahan bertahun-tahun di tanah, untuk masa inkubasi 1-5 hari. Kemudian untuk gejalanya yaitu mati mendadak, pendarahan keluar dari hidung dan anus, suhu tubuh hewan panas tinggi, kesulitan bernapas, sempoyongan dan sangat lemah. Sedangkan untuk penyebaran virus anthrax antar hewan dapat terjadi melalui udara atau melalui angin.
“Untuk pengendalian dan pencegahan yaitu hewan yang mati karena anthrax atau yang dicurigai sebaiknya dikubur, penguburan sedalam 2 meter dan kalau bisa ditutup dengan batu dan dipagar. Semua material yang terinfeksi tanah dan alas seperti rumput harus dibakar, semua hewan yang rentan terinfeksi dijauhkan dari daerah infeksi. Pemberian vaksinasi dosis tunggal, vaksinasi minimal 3 bulan setelah kasus terakhir pengobatan hewan dengan penicillin,”jelasnya seraya menambahkan bahwa bahaya penyakit anthrax selain kepada hewan yang dapat menyebabkan kematian juga dapat mengenai manusia. Maksudnya, apabila manusia memakan daging sapi atau binatang lainnya yang menderita virus anthrax maka orang tersebut dapat langsung meninggal dunia dalam kurun waktu yang tidak lama yaitu satu sampai dua hari setelah memakan daging tersebut.
Untuk itulah, pihaknya perlu menghimbau kepada masyarakat agar jangan sembarangan menyebarkan informasi yang belum jelas seperti adanya virus anthrax karena sampai saat ini belum ada uji laboratorium dan belum dapat dipastikan apakah sapi itu terinfeksi virus anthrax atau tidak. Untuk warga yang memiliki binatang piaraan seperti sapi agar menjaga kebersihan baik binatang itu sendiri maupun kandangnya.(yan)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP