(www.radarsorong.com, Rabu 5 September 2007)
MANOKWARI-BP Indonesia melalui proyek LNG Tangguh kembali akan melakukan kegiatan seismic untuk menemukan cadangan gas baru di wilayah Kabupaten Fakfak, tepatnya di sekitar perairan Kokas. Manager Papua Affair BP Indonesia Erwin Maryoto kepada wartawan di Hotel Fujita Selasa (4/9) kemarin menuturkan, kegiatan seismic ini direncanakan pertengahan Mei 2008. BP Indonesia ingin memastikan apakah di sekitar lepas pantai Kokas terdapat cadangan gas atau tidak. Kepastian ada atau tidaknya gas setelah dilakukan pengeboran. “Sekarang kita belum pastikan ada gas atau tidak. Sudah terbukti bila sudah dilakukan pengeboran yang rencanakan akan dilakukan pada kuartal kedua tahun 2008,” tukasnya.
Dijelaskannya, cadangan gas alam cair di proyek LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat yang sudah dipastikan sebesar 14,4 tcf (triliun kaki kubik). Dengan cadangan yang ada mampu diproduksi sebanyak 7,6 ton per tahun. Namun BP Indonesia sebagai kontraktor LNG Tangguh masih akan terus melakukan upaya pencarian cadangan baru. “Proyek LNG Tangguh berpotensi menjadi salah satu fasilitas utama LNG di dunia dan sekaligus mempertahankan posisi Indonesia sebagai eksportir LNG di dunia,” paparnya di hadapan wartawan.
Kandungan gas LNG Tangguh merupakan yang terbesar ketiga di Indonesia setelah LNG Bontang Kalimantan Timur dan LNG Arun di Aceh. Saat ini sedang dalam proses pembangunan konstruksi dan diharapkan sudah mulai produksi dan pengapalan perdana pada akhir tahun 2008 dengan pasar ekspor ataupun untuk kepentingan dalam negeri. Sedangkan pasar luar negeri yang sudah dilakukan penandatanganan kontrak yakni Fujian China sebesar 2,6 juta ton pertahun dengan nilai kontrak US$ 8,5 Miliar selama jangka waktu 25 tahun, Posko Korea Selatan sebesar 550 juta ton pertahun nilai kontrak US$ 2 M selama 20 tahun, K-Power Korea Selatan sebesar 600 juta ton pertahun nilai kontrak US$ 2 M selama 20 tahun, Sempra Energy Amerika Serikat sebesar 3,7 juta ton per tahun.
Lebih jauh Erwin menjelaskan, bahwa hasil penjualan minyak dan gas merupakan salah satu kontributor pendapatan terbesar bagi negara. Sehingga dengan beroperasinya LNG Tangguh nantinya dapat mengangkat pendapatan bukan saja negara, tapi juga provinsi dan kabupaten. Namun sesuai komitmen yang sudah dituangkan dalam dokumen Amdal (Analisis Dampak Lingkungan) proyek LNG Tangguh akan mencegah pembangunan pemukiman warga baru. “Tidak ada pembangunan jalan darat ke lokasi proyek. Ini untuk mencegah pertumbuhan perkampungan baru yang tidak terkontrol. Mobilisasi alat akan dilakukan melalui udara dan laut,” tandasnya. (lm)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP