(www.cenderawasihpos.com , Senin, 3 September 2007)
Yang Tercecer Dari Penutupan Turkamp Gubernur ke Kurulu Jayawijaya (bagian-1)
Dalam kunjungannya ke Distrik Kurulu Kabupaten Jayawijaya pekan kemarin, untuk menutup kegiatan Turkamp-nya (Turun Kampung), Gubernur Barnabas Suebu, SH menyempatkan diri meninjau stasiun pangan darurat di Holima dan meresmikan pabrik Kopi di Waga.
Laporan RAHMATIA
Perhatian Gubernur Suebu terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat kampung sangat besar, karena sektor ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan ekonomi masyarakat kampung. Karena itu, meski sibuk harus mengikuti kegiatan penutupan Turkamp-nya, ia menyempatkan diri meninjau stasiun pangan darurat di Kampung Holima, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya.Pada kesempatan itu, Gubernur yang didampingi Ketua MRP DR Agus Alua, M.Th Bupati Jayawijaya Nocholas Jigibalom, Kepala Dinas Koperasi Drs Kaleb Worembay dan sejumlah pimpinan instansi lainnya, melihat dari dekat stasiun pangan yang didirikan atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Kondisinya mengenaskan, dinding bangunannya bolong disana-sini, halamannya ditumbuhi rumput liar setinggi satu meter. Alat alat-nya dilapisi debu tanda tidka dirawat, melihat ini Gubernur Suebu terlihat prihatin. “Saya sangat prihatin melihat ini, karena sudah terlantar,” katanya seraya memperhatikan ruangan yang lebih mirip gudang itu.Padahal, stasiun pangan tersebut sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat di daerah itu. Karena itu, Gubernur Suebu meminta agar stasiun pangan tersebut dikembangkan dan dijadikan pabrik makanan (semacam mie) dengan bahan baku dari ubi jalar yang merupakan hasil pertanian masyarakat di daerah itu. “Saya minta tempat ini dikembangkan menjadi pabrik makanan dengan bahan baku ubi,” katanya.
Untuk pabrik makanan olahan dari bahan lokal itu, kata Gubernur akan ditambahkan dengan vitamin dan omega serat bahan lain yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh sehingga makanan yang dihasilkan nantinya akan kaya dengan gizi. Dengan begitu kata Gubernur Suebu, ada beberapa hal yang akan terpenuhi yakni perbaikan gizi masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan pangan serta perbaikan ekonomi masyarakat. “Karena dalam pengelolaaannya masyarakat akan dilibatkan secara langsung,” ujarnya. Untuk program yang sama, diharapkan dapat diterapkan pula di dareah lainnya di wilayah pegunungan yang kerap rawan pangan.Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Jayawijaya Ir Chris Talubun mengatakan berhentinya stasiun pangan itu dikarenakan tidak adanya dana operasional yang menunjang kegiatan pabrik. “Karena itu, kalau bapak Gubernur setuju yaa kita senang sekali,” tandasnya.(Bersambung)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP