www.suarapembaruan.com, 01-11-2008)
[BANDUNG] Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya energi dan pangan yang melimpah. Namun, pada saat yang bersamaan kemampuan pasokan energi dan pangan dalam negeri terus menurun.
Hal ini merupakan tantangan bagi Indonesia untuk mengembangkan potensi sumber daya alam dalam negeri dan melakukan ekspansi usaha di tingkat global.
"Kesempatan sangat banyak. Ini bukan hanya sekadar bisnis karena ini merupakan masalah ketahanan energi dan pangan nasional," ujar Pendiri PT Medco Energi Internasional Tbk, Arifin Panigoro di Bandung, Jumat (31/10).
Menurutnya, pengembangan energi terbarukan harus menjadi dasar pengembangan energi nasional. Untuk memenuhi kebutuhan BBM, Pertamina harus impor dan mengeluarkan valas sebesar US$ 1 miliar per bulan.
Produksi etanol nasional sangat besar sekitar 30 juta ton. Apabila permintaan BBM itu digantikan dengan etanol maka kebutuhan bahan bakar nasional bisa terpenuhi. Data Departemen Kehutanan di Indonesia terdapat sekitar 77,8 juta hektare lahan kritis atau ekuivalen 40 persen daratan Indonesia.
Menurutnya, Rehabilitasi lahan kritis itu dapat diarahkan pada perbaikan kualitas lingkungan alam dan penyediaan sumber energi terbarukan yang berbasis selulosa.
"Indonesia bisa kembangkan berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan dan energi tanpa harus terbentur konflik antarkeduanya," katanya. [DLS/M-6]
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP