(www.radarsorong.com, 18-11-2008)
MANOKWARI-Gubernur Papua Barat Bram Atururi terkesan dengan penggunaan biogas sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah. Ketertarikan orang nomor satu di Pemprov Papua Barat ini setelah menyaksikan demonstrasi memasak menggunakan bahan bakar biogas di salah satu rumah penduduk di Distrik Prafi.
Makin sulitnya mendapatkan minyak tanah serta harganya yang cukup mahal membuat masyarakat mencari bahan bakar alternatif. Masyarakat di Prafi, umumnya warga eks transmigrasi kini mengembangkan bahan bakar alternatif biogas dan pemanfaatan biji buah pohon Jarak. Bahkan untuk biji Jarak, Musa, seorang warga di Kampung Udapi Hilir (eks SP IV) juga membuat kompor khusus.
Gubernur Bram didampingi Wakil Bupati Manokwari Ir.Dominggus Buiney, MM; Kepala BPTP (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian) Dr Ir Harry Uhi serta Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Manokwari menyaksikan dari awal proses memanfaatan biogas di rumah warga Kartinem. Gubernur Bram mencicipi telur dadar yang dimasak menggunakan bahan bakar biogas ini.
Biogas ini berasal dari kotoran sapi. Kartinem mengaku memiliki 12 ekor sapi. Kesulitan mendapatkan minyak tanah serta harganya yang mahal membuat ia mencari alternatif lain. Kebetulan ia memiliki beberapa ekor sapi dan kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar biogas. “Saya sudah setahun pakai ini (biogas). Tidak beli, cukup pelihara sapi saja,’’ tandasnya.
Ketika berkunjung ke Prafi pekan lalu Gubernur juga menyempatkan diri melihat dari dekat proses penggilingan beras. Selain Oransbari dan Masni, Distrik Prafi selama ini dikenal sebagai penghasil beras. Atururi berharap agar produksi padi di daerah terus bertambah. (lm)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP