![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi24OjTKmtL6jgd6buC9R50kVeZM4VWhzS0zcge6m-YaBGiZsfKtXNC8EFeURLCjiWQLj0MSe-RY-gs8eLq-ASEqBiLA6vUQuWqFARjOD7CxPFL0z2zmIN4NFhjQgPWQHjviELi3-Lq2Xg2/s400/2008-11-20+indosat-jarak.jpg)
JAKARTA, KAMIS - BTS dengan sistem hibrida yakni gabungan pembangkit listrik tenaga surya dan angin dan PLN mulai diujicobakan oleh Indosat bekerja sama dengan PT LEN dan PT LAPAN. Penghematan konsumsi energi dari pasokan PLN bisa dihemat hingga 70 persen melalui penggunaan energi surya dan angin.
"Saat ini kami telah mengembangkan uji coba dua BTS yakni sistem hibrida (gabungan tenaga surya dan angin) di Girisari, Bali dan Labuan, Lombok untuk penggunaan biofuel yang mampu mengurangi emisi CO2 equivalen sebesar 2,4 juta ton. Seluruh sistem yang dikembangkan itu produk dalam negeri semua," tutur Corporate Secretary Indosat, Strasfiatri Auliana dalam peluncuran Indonesia Hijau di Gedung Indosat, Jakarta, Kamis (20/11).
Sedangkan menurut Direktur Utama Indosat Johnny Swandi Sjam, pembangunan BTS ini akan dikembangkan sebanyak 50 BTS. Selain itu, Indosat juga terbuka bagi operator lain yang akan menggunakan model BTS berenergi alternatif ini untuk bekerja sama.
"Kami berencana menambah BTS ini yang memang tersedia energi alternatif seperti biji jarak. Untuk menjamin ketersediaan biji jarak, kami akan kerjasama dengan petani lokal Sumbawa untuk budidaya tanaman ini," ujarnya.
Sementara itu, program sejuta pohon untuk Indonesia juga dimulai dengan penanaman pohon di kantor Indosat dan menghijaukan kembali lereng Gunung Rinjani untuk membantu peresapan air di kawasan tersebut.
MYS