(www.cenderawasihpos.com, 10-11-2008)
JAYAPURA-Fungsi hutan bukan hanya sebagai gudang bahan bangunan, bahan makanan dan lainnya, tetapi ada fungsi lain yang tak kalah penting yaitu turut mengatur iklim dan memproduksi oksigen sebagai paru-paru dunia. Oleh sebab itu, Ketua Dewan Adat Papua, Forkorus Yaboisembut,S.Pd menegaskan, tidak boleh lagi ada penebangan hutan primer yang masih tersisa di Papua.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pemateri dalam acara Lokakarya Melindungi Hutan Papua, Selamatkan Manusia dan Iklim yang digelar oleh Foker LSM Papua bekerjasama dengan Greenpeace di Hotel Matoa, Selasa (7/10).
Selain itu, pihaknya juga menyatakan, tidak boleh lagi ada pembuatan kebun kelapa sawit di hutan primer maupun skunder yang masih ada, sebab kelapa sawit menghisap air tanah cukup banyak. Menurutnya, untuk penyelamatan hutan perlu dilakukan sosialisasi tentang fungsi-fungsi dan manfaat hutan secara ekologi kepada setiap komunitas masyarakat maupun pengusaha.
Sementara Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua, Ir Frans A. Wospakrik menyatakan, hutan mempunyai peran vital dalam kehidupan masyarakat adat. "Sering diungkapkan dengan kata-kata 'hutan kita hidup kita'. Karena itulah, sejak anak-anak, nilai itu ditanamkan di dalam diri setiap anggota masyarakat adat Papua, sehingga selalu memelihara hubungan yang harmonis dengan hutan,"tuturnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, penggundulan hutan dalam rangka kegiatan ekonomi misalnya pembukaan lahan untuk perkebunan, atau dalam rangka eksploitasi hutan, maka hal itu dapat bermakna akan menghancurkan apotek hidup masyarakat adat, 'supermarket' masyarakat adat, merusak tempat peribadatan masyarakat adat, mengusir roh-roh para leluhur. "Bahkan dapat dilihat sebagai sebuah pemerkosaan terhadap ibu mereka,"katanya.
Sedangkan, Direktur Kampanye Greenpeace Asia Tenggara, Shailendra Yashwant mengatakan, terkait perubahan iklim, maka perhatian terhadap upaya penyelamatan hutan sudah menjadi perhatian global. "Hutan yang kita miliki di Papua bukan hanya milik masyarakat, tetapi rasa kepemilikan itu sudah menjadi milik seluruh orang di dunia, karena hutan itu sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim dunia," terangnya.
Karena itu, pihaknya mengajak semua komponen masyarakat, terutama pemerintah untuk menghentikan penggundulan hutan, termasuk kegiatan perluasan areal perkebunan kelapa sawit.
Sekedar diketahui, lokakarya yang berlangsung sehari ini dan diikuti sekitar 50-an peserta ini juga menghadirkan pembicara Br Edi Rosarianto,S.Hut dan Edison R Giay.(fud)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP