( Media Indonesia, Senin 12 Juni 2006 )
Malaysia mengatakan pihaknya telah membekukan penerbitan izin pendirian pabrik pengolahan bio-diesel. Pembekuan izin itu dimaksudkan sebagai upaya mencegah kurangnya pasokan minyak sawit mentah (CPO) yang menjadi bahan dasar pembuatan bio-diesel. Jika pengolahan bahan bakar nabati itu dilakukan secara besar-besaran, dikhawatirkan pasokan CPO untuk kebutuhan yang lain akan kurang.
Menteri Industri Pertanian dan Komoditi Peter Chin mengatakan dalam rapat kabinet, Senin, bahwa keputusan itu dibuat setelah persaingan di industri minyak sawit semakin ketat, yang digunakan untuk berbagai industri.
Menurut Chin, pemerinah Malaysia telah menerima 98 permohonan hingga 27 Juni lalu untuk penerbitan izin pembuatan bio-diesel. Dengan begitu banyaknya permohonan penerbitan izin pembuatan pabrik pengolahan bio-diesel, maka semakin meningkat pula kekhawatiran akan terjadi kekurangan pasok CPO untuk industri terkait, khususnya untuk industri makanan dan oleo-kimia.
Malaysia pertama kali mendirikan pabrik pembuatan bio-diesel pada Januari lalu sebanyak tiga unit, sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan bahan bakar minyak fosil. Tingginya permintaan bio-diesel dari Eropa, Kolombia, India, Korea Selatan dan Turki, ikut mendorong pertumbuhan industri pengolahan bahan bakar nabati itu di Malaysia. (Tr/AFP/OL-03)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP