( Cenderawasih Pos, Rabu 21 Juni 2006 )
Pengerukan drainase (saluran air) di wilayah Kelurahan Hedam, Distrik Abepura yakni di sepanjang jalan raya Abepura-Sentani, dikeluhkan. Pasalnya sampah bercampur lumpur dari hasil pengerukan itu, ditelantarkan alias tidak diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Nafri. Dari pantauan Cenderawasih Pos, di lapangan material sampah yang lebih banyak dari tanah dan pasir dan biarkan di sepanjang trotoar SMP YPPK St Paulus Abepura hingga di depan pertigaan Padang Bulan Sosial.
Salah seorang warga bernama Alex menuturkan, tidak diangkutnya material sampah tersebut sangat mengganggu masyarakat khususnya para pengguna trotoar. "Masa matrial sampah setelah dikeruk tidak diangkut, ini jelas mengganggu masyarakat yang berjalan kaki, terutama para anak sekolah SMP YPPK St. Paulus Abepura,"jelasnya kepada Cenderawasih Pos di Kantor Kelurahan Hedam Distrik Abepura, Rabu (28/6) kemarin.
Material sampah itu, bukan hanya mengganggu para pejalan kaki, namun juga mengotori wajah Kota Jayapura. Untuk menyikapi persoalan itu, dirinya berharap agar pihak yang melakukan kegiatan pengerukan drainase itu menuntaskan pekerjaannya, jangan hanya setengah-setengah.
Di tempat yang sama, Kepala Kelurahan Hedam Distrik Abepura, Max M. Olua, S.Sos mengatakan, menurut informasi yang pihaknya dapatkan, pengerukan itu dilakukan pihak kontraktof dengan program kerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Jayapura.
"Kontraktor yang kerja itu harus bertanggungjawab. Kalau sudah model begini, jelas dipertanyakan. Material sampah itu harus segera diangkat,"tegasnya. Menyikapi hal itu, pihaknya berharap agar instasi teknis yang mempunyai program kegiatan pengerukan sampah itu, setidaknya memberikan sebagian kewenangan kepada pihaknya, khususnya mengenai kegiatan pengerukan sampah. (nls)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP