(www.cenderawasihpos.com, Jumat 19 Oktober 2007)
WAMENA - Keiginan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayawijaya untuk penyediaan kebutuhan air bersih bagi warga Jayawijaya, melalui kerja sama dengan perusahaan air minum terkemuka dari Negeri Belanda untuk sementara terhenti, karena surat yang dinantikan dari Bupati Jayawijaya tak kunjung diberikan.Kepala PDAM Jayawijaya, Manuel Rumbino kepada Cenderawasih Pos di ruang kerjanya Kamis (18/10) siang mengatakan, meski sudah dilakukan pembenahan di bidang manajemen dan sarana prasarana namun pelaksanaannya tidak semulus dengan apa yang diharapkan. “ Padahal kami sudah mendapat dukungan dari pemerintah Belanda melalui salah satu perusahaan air minum terkemuka dinegeri kincir angin itu, yaitu Waterleijding Matchapaj Drenthe (WMD) sejak tahun 2006 lalu," ujar Rumbino.
Program itu dilaksanakan secara bertahap, tahap I dilaksanakan (Bulan Mei 2006 -Januari 2007) dan tahap II (Bulan Juli - Januari 2008). Berbagai program telah dilaksanakan seperti program block renovasi berupa pemasangan meteran air dan perbaikan kebocoran pada saluran pipa yang terpasang. Meski demikian, bantuan pemerintah Belanda yang sangat memberikan kontribusi terhadap masyarakat Jayawijaya itu kurang mendapat perhatian serius dari Pemkab Jayawijaya.” Ini yang menjadi kendala utama bagi WMD untuk melanjutkan programnya secara keseluruhan," tukas Rumbino. Untuk terselenggaranya program ini secara baik, pihak WMD bahkan bekerja sama dengan PT. Tirta Inti Drenthe yang berpusat di Manado untuk menangani kawasan wilayah Timur dan PT. Inowa Prima selaku konsultan dari Bandung.
Guna memenuhi kebutuhan konsumen, sumber mata air akan diambil dari daerah Napua dan dialirkan keseluruh rumah warga, sehingga warga tidak lagi mengkonsumsi air yang tidak sehat dan berwarna kekuning-kuningan. "Air yang dialirkan itu benar-benar bersih dan sudah tersaring," ujarnya. Kalau mau program ini berlanjut, pihak Pemkab Jayawijaya harus segera merespon secara positif, terutama tentang Surat Keputusan (SK) Pemberian Konsesi Pelayanan Air Minum, surat penyesuaian formula tarif dan surat perjanjian kerja sama yang hingga kini belum ditandatangani oleh bupati selaku pemimpin daerah.
“ Surat itu sudah diajukan 6 bulan yang lalu, namun belum turun juga ke kami hingga saat ini," ujar Rumbino bernada sedikit kesal. Surat itu sangat penting karena akan dijadikan sebagai dasar oleh PDAM dan pihak WMD untuk melanjutkan program tersebut. Selain itu terhadap PDAM sendiri nantinya akan berubah status menjadi perseroan terbatas (PT) dengan nama PT. Air Minum Baliem. Karena surat itu hingga kini belum diserahkan, akhirnya pihak WMD untuk sementara waktu menghentikan bantuannya dan akan kembali efektif bila surat dari bupati sudah turun.” Padahal sesuai pembicaraan awal kontrak perjanjian kerja sama itu berlangsung selama 15 tahun," tukasnya. “ Kami berharap surat yang kami butuhkan itu segera ditandatangani oleh bapak bupati dan diberikan kepada kami, agar program yang dilakukan oleh WMD itu dapat segera dilanjutkan. Surat itu sangat penting bagi kedua belah pihak untuk dijadikan sebagai dasar pelaksanaan program yang akan dijalankan," ujarnya.
Disinggung dengan pelaksanaan proyek berupa pemasangan pipa air minum sepanjang 1,4 Km yang sementara dikerjakan, Rumbino menegaskan bahwa pemasangan pipa air minum itu adalah proyek dari Dinas PU provinsi Papua yang pelaksananya ditunjuk dari salah satu perusahaan yang ada di Wamena.(jk)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP