(www.kompas.com, Selasa, 02 Oktober 2007)
Kaimana, Kabupaten Kaimana di Papua Barat kini bersemangat membangun kawasan konservasi laut daerah supaya keindahan dan kekayaan alamnya tetap terpelihara. Kawasan konservasi sebagian besar berada di perairan Teluk Triton dan Selat Iris seluas 500.000 hektar.Penyusunan penetapan kawasan konservasi laut daerah (KKLD) Kaimana saat ini sedang digarap oleh masyarakat pemilik ulayat, pemerintah kabupaten, dan LSM Conservation International Indonesia (CII). "Ini merupakan modal awal yang sangat bagus," ujar Albert Nebore, Project Manager CII, Senin (1/10).
Kawasan Teluk Triton dan Selat Iris dipilih menjadi daerah konservasi karena kondisinya relatif masih alami dan baik. Perairan Kaimana kini terkenal sebagai Kerajaan Ikan yang bersaing dengan julukan kabupaten tetangganya di Papua Barat, Raja Ampat, yang mendapat predikat Surga Ikan. Lokasi KKLD Kaimana relatif mudah dikelola karena luasannya mengumpul menjadi satu. Berbeda dengan Raja Ampat yang KKLD-nya menyebar di tujuh kawasan. Albert Nebore mengatakan, desakan masyarakat dan pemda untuk menjadikan Kaimana sebagai KKLD seperti Raja Ampat juga didukung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. KKLD Kaimana akan dideklarasikan bulan April 2008, bertepatan dengan ulang tahun Kaimana. Perairan di Kaimana memiliki 937 spesies ikan dan 492 jenis karang (enam di antaranya jenis baru). Selain keindahan bawah laut, Kaimana juga dijuluki Kota Senja semenjak dikenal lewat judul lagu Senja di Kaimana. Kekayaan sejarah dan budaya kawasan di leher Kepala Burung Papua ini ditunjukkan lewat peninggalan sejarah zaman mesolitikum berupa lukisan tembok. Lukisan bermotif cap tangan, ikan, manusia, dan aneka satwa ini masih berupa misteri.
Belum dipantau
Berkaitan dengan ancaman serius pencemaran terhadap Danau Sentani, Jayapura, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Jayapura hingga kemarin belum memantau limbah pertambangan emas di sekitar Bumi Perkemahan Waena. Oleh karena itu, Kepala Bapedalda Kota Jayapura Jan Hendrik Hamadi belum bisa memperkirakan dampak penggunaan air raksa dalam pertambangan itu terhadap 33.000 lebih masyarakat suku Sentani yang bermukim di Danau Sentani. (ich/row)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP