(www.cenderawasihpos.com, 27 Oktober 2007)
MANOKWARI- Dekan Fakultas Kehutanan Unipa Ir Rudi Maturbong, Msi meminta semua stakeholder untuk memperhatikan kerusakan hutan yang terjadi di Papua pada umumnya dan Manokwari khususnya. Sebab berdasarkan hasil penelitian laju kerusakan hutan di Papua cukup tinggi yakni mencapai 0,13 juta hektar pertahunnya.Kondisi seperti ini bila dibiarkan terjadi akan menjadi persoalan yang serius dimasa-masa yang akan datang. Terutama pemerintah daerah perlu mengambil langkah nyata dari sekarang. Demikian dikatakan kepada koran ini di ruang kerjanya beberapa waktu yang lalu.Dikatakan, akibat dari kerusakan hutan akan menimbulkan dampak-dampak negatif. Salah satunya bencana banjir dan kerusakan lingkungan itu sendiri. Kerusakan hutan umumnya akibat illegal logging (IL), sedangkan sebagian kecil sisanya karena untuk pemenuhan kebutuhan warga yang bermukim disekitar hutan.
Untuk mengantisipasi perilaku masyarakat yang merusak hutan pemerintah daerah perlu mengambil langkah.Untuk melaksanakan pembangunan di tanah Papua, khususnya di Papua Barat tidak terlalu sulit. Sebab jumlah penduduknya masih sangat sedikit dibanding dengan jumlah dana yang tersedia. Antara lain dana otonomi khusus bisa diarahkan untuk kegiatan masyarakat yang bisa mengalihkan untuk tidak merusak hutan.Lelaki yang pernah menjadi anggota Panwas Provinsi pada saat Pilkada Gubernur Papua Barat juga mengingatkan agar hati-hati dengan program pengembangan kelapa sawit. Sebab untuk menanam kelapa sawit membutuhkan lahan yang sangat luas. Tentunya dengan lahan yang luas membuka peluang besar untuk terjadinya kerusakan lingkungan. Salah satunya kehilangan spesian yang belum sempat di beri nama. “Dampak dari pembukaan kebun kelapa sawit ada sekitar 100 spesies yang hilang dan belum sempat diberi nama, ”tuturnya seraya menambahkan ini salah satu dari dampak pengembangan kepala sawit.(sr)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP