(www.cenderawasihpos.com, Selasa 7 Agustus 2007)
MERAUKE- Jika selama ini petani di Merauke lebih banyak mengenal sistem mengembangkan pertanian non organik, maka mulai musim tanam tahun depan sistem pertanian organik (dengan menggunakan pupukorganik,red) akan mulai dicoba ke petani. Hal itu diungkapkan Kepala Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Ir Omah Laduani Ladamay, M.Si. Apalagi, lanjutnya, ketersediaan bahan pupuk organik tersebut di Merauke cukup melimpah. ‘’Kami bukan mendatangkan dari luar,tapi di sini (merauke, red) sudah tersedia cukup banyak. Dan Kami bisa olah dan proses sendiri,’’ terangnya.
Menurutnya, pertanian dengan system organik tersebut tidak merusak tanah tapi menjaga keseimbangan struktur tanah karena tidak mengandung zat-zat kimia. Apalagi, hasil dari pertanian organik tersebut harganya lebih tinggi dibanding dengan hasil pertanian non organik, yang tentu saja akan memberikan keuntungan bagi petani.‘’Selain biaya produksi bisa ditekan, harga dari hasil pertanian organik ini cukup tinggi sehingga memberikan keuntungan bagi petani,’’ terangnya. Pertanian dengan menggunakan pupuk organik tersebut, lanjut Ladamay, telah dicoba di sawah milik Ketua DPRD Merauke danhasilnya cukup menggembirakan. ‘’Itu ditanam diantara Kayu Bus dan ternyata hasilnya cukup bagus,’’ jelasnya.
Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Mimika tersebut menyebutkan, untuk negara-negara maju system pertanian organik tersebut telah dikembangkan. Apalagi, Presiden SBY, telah memberikan kartu merah agar system pertanian organik terus dikembangkan di Indonesia dalam menjaga keseimbangan alam. Disinggung luas tanam pada musim tanam Gadu (Garap Dua Kali,red) tahun ini, Ladamay mengungkapkan jika sampai saat ini telah tercatat 15.00 ha. ‘’Tapi kemungkinan jumlah itu masih bertambah, karena saya lihat masih ada petani kita yang sementara mengolah sawahnya. Mudah-mudahan jumlah tersebut bertambah,’’ harapnya. (ulo)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP