(www.cenderawasihpos.com, Rabu 15 Agustus 2007)
JAYAPURA-Kepala Dinas Kebersihan dan Pemakaman (DKP) Kota Jayapura, Luhulima Siradjidin mengatakan, hasil studi banding tentang masalah lingkungan dan penanganan sampah yang dilakukan Kepala Bapedalda Kota Jayapura, Drs Hendrik Hamadi dan Ketua DPRD Kota Jayapura, Drs Theopilus Bonay, MM ke Jepang baru-baru ini sedang dipelajari, apakah cocok diterapkan atau tidak.Selain memperlajari hasil studi tersebut, pihaknya juga mempelajari beberapa sistem penanganan sampah, diantaranya sistem pembakaran sampah sampai habis dengan menggunakan insenerator dan sistem penanganan sampah yang dianjurkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, yaitu penanganan sampah menggunakan sistem 3R (Renyus, Rejuse dan Resaikael).
Dikatakannya, dari beberapa sistem penanganan sampah tersebut, salah satunya akan diambil khususnya yang dianggap memiliki keuntungan lebih bagi masyarakat dan pemerintah.Dalam hal ini sampah tidak boleh berserahkan di jalan-jalan utama, lingkungan masyarakat, tidak boleh tercium bauh busuk di kota akibat sampah dan yang lebih penting ialah agar hasil sampah rumah tangga dan industri/perusahan itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. “Di sini hasil dari sampah itu dapat diolah agar dapat bernilai ekonomis,” katanya.
Diungkapkan, sistem penanganan sampah yang sekarang digunakan pihaknya adalah pengangkutan sampah dari lingkungan masyarakat dan TPS-TPS (tempat pembuangan sampah) yang ada untuk selanjutnya dibuang ke TPA Nafri guna diolah dengan menggunakan sistem kontrol lenvil.Artinya, sampah-sampah tersebut, ditimbun dengan tanah, kemudian dibiarkan beberapa bulan lamannya, sehingga sampah-sampah itu menjadi tanah yang kemudian digunakan kembali untuk menimbun sampah-sampah yang baru.(nls)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP