(sumber www.beritabumi.or.id)
Penulis : Dominggus A. Mampioper
Tak bisa disangkal lagi, keanekaragaman hayati di tanah Papua semakin terancam. Mulai dari kayu Merbau yang dibabat habis karena ilegal loging sampai kayu suang yang ditebang untuk arang pembakar ikan dan sate di Kota Jayapura.
"Kayu suang (Xanthosneon sp) ini bersifat endemik yang hanya terdapat di kawasan Cagar Alam Cyklops dan tidak ada lagi di wilayah lain Papua," ujar Ir. Benny Saroi MM, Kepala Balai Koservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Provinsi Papua beberapa waktu lalu.
Menurut Saroi, aktifitas penebangan masyarakat untuk menjual arang kayu justru mempercepat punah kayu suang ini. "Penebangan kayu di kawasan Cagar Alam Cyklops ini makin memperburuk kawasan tersebut sehingga banjir lumpur dan tanah longsor pun menghancurkan wilayah Kabupaten Jayapura yang berdekatan langsung dengan Cagar Alam Cyklops ini," ujar Saroi.
Ditegaskannya bahwa penelitian tentang jenis kayu suang dan budidayanya sampai sekarang belum dilakukan. "Sangat disayangkan kalau kayu suang ini semakin langka dan akhirnya punah sebelum ada penelitian," ujar Saroi.
Pendapat senada juga dikatakan Ketua Pencinta Alam Hirosi, Marcel Suebu yang memiliki lokasi pemantauan di kaki gunung Cyklops. Menurutnya aktivitas penebangan dan perladangan telah mengakibatkan longsor dan banjir lumpur Maret lalu di Kota Sentani Ibukota Kabupaten Jayapura.
"Kami pernah beberapa kali memergoki aktifitas penebangan kayu suang ini, tetapi hanya melaporkan kepada petugas kepolisian saja," ujar Suebu peraih Kalpataru 2005.
Sementara itu menurut Direktur WWF Region Sahul Papua, Drs Benja V Mambai, MSc., kawasan lahan kritis yang terdapat di kawasan Cagar Alam Cyklops seluas 1065 hektar. Sedangkan menurut Kepala BKSDA Papua, kerusakan kawasan Cagar Alam Cyklops sudah mencapai 30 % terutama pada kawasan penyangga (buffer zone).
Kawasan Cagar Alam Cyklops letaknya tepat di Kabupaten Kayapura dan Kota Jayapura Provinsi Papua. Ditetapkan sesuai dengan SK Menteri Kehutanan No: 56/Kpts/1987 dengan luas kawasan sekitar 22.250 hektar. Kawasan ini berfungsi sebagai daerah tangkapan air hujan bagi wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, Provinsi Papua. Selain itu fungsi Cagar Alam Cyklops juga sebagai sumber air bagi Danau Sentani.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP