(www.cenderawasihpos.com, 07 Januari 2007)
MERAUKE-Masyarakat Selatan Papua khususnya warga yang tinggal di sekitar pantai diingatkan untuk mewaspadai terjadinya badai tropis di bagian Utara Australia atau Selatan Papua. Peringatakan tersebut disampaikan Kepala BMG Merauke Philip Mustamu, ketika ditemui , Sabtu (4/1) pekan kemarin.Gejala akan terjadinya badai tropis sudah ada. Hanya saja sulit ditentukan kapan akan terjadi dan bergerak. Namun, biasanya badai akan menjauhi garis kathulistiwa dan akan bergerak ke Bagian SelatanAustralia.
‘’Tapi yang dikhawatirkan dan diwaspadai bila badai itu tumbuh di sekitar equator meski menjauhi garis khatulistiwa tapi pasti ekor dari badai itu akan kena daerah kita. Dan itu akan memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat kita khususnya yang berada di sekitar garis pantai,’’ terangnya.Kendati demikian, pihaknya akan selalu memberikan informasi-informasi itu sekiranya badai tersebut tumbuh disekita equator.Selain dampak dari badai tropis tersebut, warga juga dihimbau untuk selalu mewaspadai air pasang tertinggi. ‘’Kalau pasang surut itu sudah biasa. Tapi yang dikhawatirkan dan perlu diwaspadai bila terjadi pasang tertinggi disertai dengan angina kencang bisa menyebabkan terjadnya gelombang yang tingi,”terangnya.“ Kita tahu, beberapa tempat permukaan daratan di Merauke lebih rendah dibanding dengan permukaan air laut saat terjadi pasang tertinggi sehingga warga perlu mewaspadai,’’’tambahnya lagi.
Saat ini, gelombang laut di sekitar Selatan Merauke dan barat Merauke mencapai telah mencapai ketinggian antara 5-6 meter. ‘’Kalau di bagian Selatan ketingian kelombang saat ini mencapai 5 meter sedangkan bagian Barat Merauke mencapai 6 Meter,’’’terangnya.Tingginya gelombang laut saat ini, sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran. ‘’Kami telah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk sementara ini tidak mengurangi aktivitasnya di laut karena sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran terutama bagi kapal-kapal kecil dan sedang,’’ katanya.Disinggung larangan, menurut Mustamu, yang memiliki otoritas untuk larangan berlayar bagi kapal-kapal kecil dan sedang itu adalah Syahbandar. ‘’Kami hanya menghimbau dan memberikan informasi kepada pihak Syahbandar. Selanjutnya pihak Syahbandar yang memberikan peringatan bagi pelayaran,’’ jelasnya.Namun tambah Mustamus, setia[p perkembangan tentang perubahan cuaca dan iklim tersebut diinformasikan kepada masyarakat. Sementara puncak musim hujan sendiri diperkirakan akan terjadi awal Januari sampai akhir Pebruari tahun ini. (ulo)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP