( Kompas, Minggu 10 Desember 2006 )
Kelelawar tidak hanya bisa menghindari rintangan di kegelapan, tapi juga dapat menjelajah ke tempat yang jauh dan kembali ke sarangnya tanpa kehilangan arah. Bagaimana mereka bisa melakukannya, mungkin berkaitan dengan kompas magnetik Bumi.
Kelelawar diperkirakan memiliki sistem internal yang dapat mendeteksi arah berkas medan magnet Bumi. Sebagaimana dilaporkan dalam jurnal Nature, para ilmuwan menyatakan kemampuan tersebut melengkapi sistem sensor suara yang digunakan hewan malam tersebut untuk menghindari rintangan.
Pada jarak dekat, kelelawar memantulkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk mengatur arah terbangnya di kegelapan. Proses yang disebut echolocation ini digunakan untuk menentukan lokasi mangsa dan menghindari rintangan.
Namun, sistem ini tidak begitu berguna untuk menentukan letak suatu benda pada jarak jauh. Para ilmuwan tidak yakin cara inilah yang juga dipakai kelelawar untuk menentukan arah jalan pulangnya setelah semalaman berburu.
Kompas
Hewan-hewan lain seperti merpati, burung-burung migran, kadal air, dan kura-kura, misalnya memanfaatkan medan magnet Bumi untuk menentukan arah. Apakah cara seperti ini juga dipakai kelelawar? Untuk mempelajarinya, Richard Holland dari Universitas Princeton, AS mengamati perilaku 15 ekor kelelawar coklat besar (Eptesicus fuscus) yang umumnya hidup di Kanada dan Amerika Utara. Kelelawar jenis ini secara rutin melakukan perjalanan hingga 100 kilometer untuk mencari tempat hibernasi selama musim dingin.
Pada pengujian yang dilakukan, setiap kelelawar diberi pemancar radio dan dilepas 20 kilometer dari sarangnya dan diamati dari pesawat kecil. Sebagian diberi sejenis helm yang menghasilkan medan magnet yang tidak searah dengan medan magnet Bumi, sedangkan sebagian lainnya tidak. Satu persatu kelelawar yang tidak diberi gangguan kedan magnet terbang ke arah sarangnya dengan tepat. Namun, kelelawar yang diberi gangguan medan magnet kebanyakan membelok ke tempat lain, hanya sebagian yang sampai ke sarang dengan tepat.
Hal ini menunjukkan kelelawar mungkin memanfaatkan medan magnet Bumi sebagai navigasi. Mereka kemungkinan juga bisa mengetahui bahwa ’kompas’ internalnya melakukan kesalahan dan melakukan reorientasi dengan mengubah ke mekanisme lain.
Para peneliti berencana mempelajari mekanisme lain yang mungkin dipakai kelelawar untuk navigasi. Mereka tengah mengembangkan pelacak berbasis satelit agar dapat memantau terbang kelelawar lebih luas. Perangkat global positioning system (GPS) standar yang ada saat ini masih terlalu berat dipasang pada tubuh kelelawar.
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP