( Cenderawasih Pos, Kamis 07 Desember 2006 )
Kepala Dinas Pertanian Kota Jayapura, Dominggus Wafumilena mengatakan, jika dicermati secara keseluruhan maka Kota Jayapura mengalami persoalan lingkungan hidup yang cukup serius. Hal itu diketahui dari hasil presentasi atau kajian yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu yang menunjukkan bahwa hutan Kota Jayapura mengalami kerusakan sekitar 20 persen. Kerusakan itu terjadi di wilayah Jayapura Selatan, Jayapura Utara, Abepura dan sebagian wilayah Muara Tami dan umumnya digunakan sebagai lahan berkebun.
Dijelaskannya, kerusakan hutan itu terjadi akibat aktivitas masyarakat yang tidak memperhatikan dampak yang akan terjadi di kemudian hari. Dikatakannya, aktivitas masyarakat itu terdiri dari pembabatan atau penebangan hutan secara liar untuk sekedar mencari keperluannya, maupun untuk melakukan aktivitas berkebun. Terkait dengan itu, dirinya berharap agar ke depan dicari suatu pola yang cocok sebab pada dasarnya lahan tersebut sejak tahun 80-an sudah berfungsi sebagai hutan lindung, namun kini sudah berubah menjadi hutan aktivitas masyarakat.
"Polanya bisa sebagai lahan terbuka yang mana peruntukannya untuk areal berkebun, sementara sebagiannya lagi sebagai kawasan konservasi yang tertutup untuk umum, dalam hal ini tidak boleh ada aktivitas di dalamnya,"katanya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.
Guna mengantisipasi masalah lingkungan itu, melalui dana gerakan rehabilitasi hutan dan lahan (Gerhan) pihaknya telah melakukan penghijauan di beberapa titik di antaranya penghijauan di Tanah Hitam Abepura (di atas kuburan) dengan luas lahan 3 ratus hektar yang kemudian akan ditambah dengan penghijauan seluas 5 ratus hektar, penanaman pohon di Buper Waena dengan luas areal 120 hektar, serta wilayah lainnya seperti Uncen Abepura, wilayah Organda Padang Bulan.(nls)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP