Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

29 March 2006

Jayapura : Pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudra Ditolak Masyarakat

( Papua Pos, Selasa 28 Maret 2006 )
Masyarakat di tiga kampung Distrik Biak Timur, kabupaten Biak Numfor secara tegas menolak rencana pembangunan pelabuhan perikanan samudera oleh Kapet Biak dan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Penegasan itu disampaikan oleh ketua Forum Masyarakat Adat Wadibu di Jayapura, Rudolf Morin, SE. M.Si mewakili masyarakat tiga kampung yakni kampung Wadibu, Anggupi dan Kakut kepada wartawan diruang kerjanya, Senin (27/3). Alasan warga ketiga kampung menolak pembangunan pelabuhan perikanan Samudera, sebab jika sampai pembangunan pelabuhan itu terjadi, maka perkampungan warga akan hilang. Padahal warga yang tinggal di tiga kampung tersebut sudah tinggal ditempat tersebut secara turun temurun dan hidup sebagai nelayan.

Tidak tanggung-tanggung kata Rudolf bahwa areal yang akan dijadikan sebagai pelabuhan cukup luas yakni sekitar 5 Ha. Bisa dibayangkan dengan luas yang demikian, maka tempat tinggal warga dan mata
pencarian warga akan hilang dengan sendirinya."Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk pindah dari tempat tersebut, sebab mereka sudah terbiasa hidup di laut,"imbuhnya.
Sebenarnya menurut Rudolf yang juga sebagai staf sekretariat DPRP Provinsi Papua bahwa warga yang berdomisili di tiga kampung tersebut, khususnya anak-anak dari ketiga kampung tidak menolak pembangunan di Distrik Biak Timur, khususnya di kampung Wadibu, kampung Anggupi dan kampung Kakut. Justru masyarakat disana cukup respon dan mereka cukup mendukung, asalkan yang dikembangkan pariwisata.

Pasalnya, ujar dia, potensi di tiga kampung untuk dijadikan sebagai pariwisata cukup mendukung. Apalagi terumbu karang cukup indah dan bisa dijadikan sebagai daifing. "Ya, sebenarnya kalau melihat jumlah uang yang akan diinvestasikan, semua orang pasti tergiur, tetapi manfaatnya kepada masyarakat tidak ada. Warga setempat nanti hanya dijadikan sebagai buruh kasar,"katanya.

Yang tidak habis pikir ujar Rudolf dan patut dipertanyakan, kenapa Bupati tidak merencanakan pembangunan pelabuhan perikanan Samudera tersebut dikampungnya sendiri di Opiaref, kenapa harus di kampung lain.

Anehnya setelah Forum Masyarakat Adat Wadibu rapat Minggu (19/3) lalu dan diambil sikap bahwa masyarakat secara tegas menolak rencana pembangunan pelabuhan perikanan Samudera. Masyarakat tidak mau kehilangan kampung halaman dan mereka tetap ngotot tinggal. dikampung halaman mereka sendiri. Rapat ini dihadiri ke 3 kepala kampung, gereja, perwakilan lain dan dewan adat. **