(www.bintangpapua.com, 19-01-2013)
SENTANI — Pencemaran air Danau Sentani yang terus tak terkendali dapat mengancam masa depan anak cucu, karena habitat danau mulai hilang.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Anita Mehue selaku Ketua Bhuyakha Care yang merupakan komunitas pemuda pemudi Sentani.
Dikatakannya, selain itu, kondisi air yang tidak bersih membuat air ini tidak dapat dikonsumsi masyarakat sekitar.
“Jika sudah begini, anak cucu kita mau makan apa,” tandasnya kepada wartawan di Sentani, Jumat (18/01).
Dijelaskannya, melihat fenomena ini, pihaknya bekerjasama dengan Lembaga Missi Reclasseering Republik Indonesia (LMR-RI) dan PT Freeport Indonesia melakukan pembersihan sampah dengan tujuan menjaga kebersihan Danau Sentani.
SENTANI — Pencemaran air Danau Sentani yang terus tak terkendali dapat mengancam masa depan anak cucu, karena habitat danau mulai hilang.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Anita Mehue selaku Ketua Bhuyakha Care yang merupakan komunitas pemuda pemudi Sentani.
Dikatakannya, selain itu, kondisi air yang tidak bersih membuat air ini tidak dapat dikonsumsi masyarakat sekitar.
“Jika sudah begini, anak cucu kita mau makan apa,” tandasnya kepada wartawan di Sentani, Jumat (18/01).
Dijelaskannya, melihat fenomena ini, pihaknya bekerjasama dengan Lembaga Missi Reclasseering Republik Indonesia (LMR-RI) dan PT Freeport Indonesia melakukan pembersihan sampah dengan tujuan menjaga kebersihan Danau Sentani.
“Namun, keadaan yang ada justru kesadaran masyarakat masih kurang,
karena banyak sampah dari perkotaan dibuang ke Danau Sentani,” imbuhnya.
Padahal, lanjutnya, pihaknya sudah sering mengimbau kepada masyarakat agar jangan membuang sampah sembarangan.
“Di pantai lain juga seperti dermaga di Pantai Khalkote, Yoka dan wilayah lainnya, banyak ditemui tumpukan sampah, sungguh memprihatinkan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, diungkapkannya, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan audience dengan Walikota Jayapura dan Bupati Kabupaten Jayapura agar segera dibuatkan peraturan daerah (perda) tentang larangan pembuangan sampah dengan memberikan sanksi yang tegas.
“Kami tidak meminta apa-apa ke pemerintah, hanya dibuatkan perda. Sekarang kami bekerja, apa adanya, karena kami prihatin dengan kondisi danau Sentani,” tegasnya.
Selain itu, diharapkannya juga pemerintah segera membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Waibron, agar sampah di Kota Sentani dan sekitarnya bersih.
“Kegiatan yang dilakukan Bhuyakha Care akan secara kontinyu dilaksanakan dan mengajak pemuda lainnya,” tambahnya. (dee/aj/lo2)
Padahal, lanjutnya, pihaknya sudah sering mengimbau kepada masyarakat agar jangan membuang sampah sembarangan.
“Di pantai lain juga seperti dermaga di Pantai Khalkote, Yoka dan wilayah lainnya, banyak ditemui tumpukan sampah, sungguh memprihatinkan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, diungkapkannya, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan audience dengan Walikota Jayapura dan Bupati Kabupaten Jayapura agar segera dibuatkan peraturan daerah (perda) tentang larangan pembuangan sampah dengan memberikan sanksi yang tegas.
“Kami tidak meminta apa-apa ke pemerintah, hanya dibuatkan perda. Sekarang kami bekerja, apa adanya, karena kami prihatin dengan kondisi danau Sentani,” tegasnya.
Selain itu, diharapkannya juga pemerintah segera membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Waibron, agar sampah di Kota Sentani dan sekitarnya bersih.
“Kegiatan yang dilakukan Bhuyakha Care akan secara kontinyu dilaksanakan dan mengajak pemuda lainnya,” tambahnya. (dee/aj/lo2)