(www.bintangpapua.com, 09-01-2013)
MANOKWARI–Bupati Manokwari Bastian Salabay mengatakan meluapnya air di bantaran kali Wosi, Distrik Manokwari Barat, hingga membanjiri rumah warga karena hutan lindung Wosi Rendani kian gundul karena pohonnya ditebang.
Sabtu sore lalu, ratusan rumah di bantaran Kali Wosi terendam air. Air bahkan hampir menutupi seluruh bagian rumah pada beberapa titik di daerah ini. Sejumlah daerah lain seperti Madu Raja, Kampung Udopi dan Kampung Bugis juga banjir.
Saat banjir warga tidak bisa berbuat banyak, dan hanya berupaya menyelematkan barang yang masih bisa diselamatkan, utamanya surat-surat berharga.
Korban banjir, Felix mengatakan ia hanya membawa surat-surat berharga dan sedikit barang yang masih bisa diselamatkan ketika banjir datang.
Ia mengaku barang lainnya berupa kasur, perabot dapur, lemari bahkan sebagian alat elektronik rusak dan hanyut di bawa banjir.
“Kami takut melihat air semakin naik, jadi kami semua mengungsi di gereja, nanti pagi baru kami datang bersihkan rumah lagi, “ kata Felix, warga di bantaran kali Wosi.
MANOKWARI–Bupati Manokwari Bastian Salabay mengatakan meluapnya air di bantaran kali Wosi, Distrik Manokwari Barat, hingga membanjiri rumah warga karena hutan lindung Wosi Rendani kian gundul karena pohonnya ditebang.
Sabtu sore lalu, ratusan rumah di bantaran Kali Wosi terendam air. Air bahkan hampir menutupi seluruh bagian rumah pada beberapa titik di daerah ini. Sejumlah daerah lain seperti Madu Raja, Kampung Udopi dan Kampung Bugis juga banjir.
Saat banjir warga tidak bisa berbuat banyak, dan hanya berupaya menyelematkan barang yang masih bisa diselamatkan, utamanya surat-surat berharga.
Korban banjir, Felix mengatakan ia hanya membawa surat-surat berharga dan sedikit barang yang masih bisa diselamatkan ketika banjir datang.
Ia mengaku barang lainnya berupa kasur, perabot dapur, lemari bahkan sebagian alat elektronik rusak dan hanyut di bawa banjir.
“Kami takut melihat air semakin naik, jadi kami semua mengungsi di gereja, nanti pagi baru kami datang bersihkan rumah lagi, “ kata Felix, warga di bantaran kali Wosi.
Ayeri Bukway, warga kali Wosi menyesalkan tindakan pemerintah daerah
yang merelokasi mereka ke tempat tersebut. Dan Ia minta bupati segera
melakukan tindakan cepat agar tahun depan mereka tak lagi kebanjiran.
Di kampung Bugis, dilaporkan, hampir seluruh rumah terendam banjir. Warga menduga, luapan air disebabkan curah hujan tinggi di daerah gunung serta air pasang dari laut. Akibatnya, debit air di kali Wosi tidak mampu menampung, sehingga meluap dan menggenangi rumah mereka.
Sementara itu, bupati berjanji akan segera memberikan bantuan tanggap darurat. Sementara barang-barang warga yang rusak akan didata oleh intansi terkait.
Ia juga mengatakan pencegahan banjir hanya bisa dilakukan dengan pembuatan talud yang tinggi dan lebar di sepanjang kali. Namun APBD Manokwari tidak cukup mengakomodir pembangunan talud.
“Pemda akan mengusahakannnya lewat APBN dan berharap ada bantuan juga dari BPBD Papua Barat,” katanya.
Bupati juga mengimbau warga untuk tidak lagi membangun rumah di sepanjang bantaran kali Wosi yang sangat beresiko tinggi terkena banjir saat musim hujan tiba. Saat mengunjungi korban banjir Salabay membagikan 600 bungkus nasi dan air meniral.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manokwari, Reymond RH Yup mengatakan pihaknya akan melakukan pendataan bagi semua warga yang terkena korban banjir di beberapa titik pengungsian. Selanjutnya korban yang terdata akan diberikan bantuan berupa kebutuhan bahan makanan dan mengganti perabot vital yang rusak.
Setelah banjir sejumlah warga dilaporkan menempati posco penampungan pengungsi banjir di gereja Efrata Wosi. Warga juga memilih mengungsi ke rumah kerabat maupun saudara-saudara mereka. (Sera/achi/l03)
Di kampung Bugis, dilaporkan, hampir seluruh rumah terendam banjir. Warga menduga, luapan air disebabkan curah hujan tinggi di daerah gunung serta air pasang dari laut. Akibatnya, debit air di kali Wosi tidak mampu menampung, sehingga meluap dan menggenangi rumah mereka.
Sementara itu, bupati berjanji akan segera memberikan bantuan tanggap darurat. Sementara barang-barang warga yang rusak akan didata oleh intansi terkait.
Ia juga mengatakan pencegahan banjir hanya bisa dilakukan dengan pembuatan talud yang tinggi dan lebar di sepanjang kali. Namun APBD Manokwari tidak cukup mengakomodir pembangunan talud.
“Pemda akan mengusahakannnya lewat APBN dan berharap ada bantuan juga dari BPBD Papua Barat,” katanya.
Bupati juga mengimbau warga untuk tidak lagi membangun rumah di sepanjang bantaran kali Wosi yang sangat beresiko tinggi terkena banjir saat musim hujan tiba. Saat mengunjungi korban banjir Salabay membagikan 600 bungkus nasi dan air meniral.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manokwari, Reymond RH Yup mengatakan pihaknya akan melakukan pendataan bagi semua warga yang terkena korban banjir di beberapa titik pengungsian. Selanjutnya korban yang terdata akan diberikan bantuan berupa kebutuhan bahan makanan dan mengganti perabot vital yang rusak.
Setelah banjir sejumlah warga dilaporkan menempati posco penampungan pengungsi banjir di gereja Efrata Wosi. Warga juga memilih mengungsi ke rumah kerabat maupun saudara-saudara mereka. (Sera/achi/l03)