(www.bintangpapua.com, 22-01-2013)
JAYAPURA – Di Tahun 2013, Pemerintah Kota Jayapura, tidak akan mencetak sawah baru sesuai dengan rencana kerja setiap tiga tahunan.
Kepala Dinas Pertanian Kota Jayapura Jean H Rollo di Jayapura, Senin, mengatakan tahun ini pihaknya tidak memprogramkan penambahaN areal sawah baru karena program tersebut dilakukan setiap tiga tahunan.
”Pada 2013 ini tidak ada program cetak sawah baru, tetapi kita lebih fokus kepada penyebaran bantuan bibit kepada petani dan peningkatan produksi pertanian,” katanya.
Ia mengatakan, luas lahan pertanian di Kota Jayapura yang terpusat di Distrik Muara Tami mencapai sekitar 600 hektare, 70 persen di antaranya merupakan lahan sawah dan 30 persen sisanya ladang.
”Dari total areal tersebut setiap tahun produksinya cenderung naik rata-rata 2 hingga 3 ton padi per hektare. Untuk 2013 Pemkot menargetkan 3,6 ton per hektare,” katanya.
JAYAPURA – Di Tahun 2013, Pemerintah Kota Jayapura, tidak akan mencetak sawah baru sesuai dengan rencana kerja setiap tiga tahunan.
Kepala Dinas Pertanian Kota Jayapura Jean H Rollo di Jayapura, Senin, mengatakan tahun ini pihaknya tidak memprogramkan penambahaN areal sawah baru karena program tersebut dilakukan setiap tiga tahunan.
”Pada 2013 ini tidak ada program cetak sawah baru, tetapi kita lebih fokus kepada penyebaran bantuan bibit kepada petani dan peningkatan produksi pertanian,” katanya.
Ia mengatakan, luas lahan pertanian di Kota Jayapura yang terpusat di Distrik Muara Tami mencapai sekitar 600 hektare, 70 persen di antaranya merupakan lahan sawah dan 30 persen sisanya ladang.
”Dari total areal tersebut setiap tahun produksinya cenderung naik rata-rata 2 hingga 3 ton padi per hektare. Untuk 2013 Pemkot menargetkan 3,6 ton per hektare,” katanya.
Untuk mencapai target itu, kata dia, Dinas Pertanian melakukan
pendampingan kepada petani dengan memberikan penyuluhan, sehingga petani
dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada sekarang.
”Sebenarnya di Kota Jayapura, khususnya Distrik Muara Tami, masih banyak lahan tidur atau terbengkalai. Namun karena kekurangan alat pertanian, lahan tersebut tidak dapat digarap sebagai persawahan,” katanya.
Pihaknya berharap kepada pemerintah pusat untuk memberikan bantuan alat pertanian yang nantinya digunakan petani menggarap lahan, sehingga ke depan produksinya meningkat.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, pihaknya saat ini berencana mengusulkan Peraturan Daerah (Perda) sebagai pengawal UU No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Tanaman Pangan Berkelanjutan.
”Kami berharap dengan adanya Perda itu nanti, tidak ada alih fungsi lahan, dan produksi padi di Kota Jayapura terus meningkat dari tahun ke tahun,” katanya. (ant/aj/lo2)
”Sebenarnya di Kota Jayapura, khususnya Distrik Muara Tami, masih banyak lahan tidur atau terbengkalai. Namun karena kekurangan alat pertanian, lahan tersebut tidak dapat digarap sebagai persawahan,” katanya.
Pihaknya berharap kepada pemerintah pusat untuk memberikan bantuan alat pertanian yang nantinya digunakan petani menggarap lahan, sehingga ke depan produksinya meningkat.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, pihaknya saat ini berencana mengusulkan Peraturan Daerah (Perda) sebagai pengawal UU No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Tanaman Pangan Berkelanjutan.
”Kami berharap dengan adanya Perda itu nanti, tidak ada alih fungsi lahan, dan produksi padi di Kota Jayapura terus meningkat dari tahun ke tahun,” katanya. (ant/aj/lo2)